Dongeng Sebagai Pendidikan Karakter dan Literasi Pada Anak
Pengertian Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam banyak hal dan sering tidak masuk akal (Nurgiantoro, 2005: 198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh (KBBI, 2007: 274).
Mendongeng merupakan kegiatan mendengarkan cerita dengan cara yang menyenangkan serta dapat merangsang daya imajinasi dan kreatifitas anak.
Mendongeng atau story telling adalah kegiatan paling positif bagi perkembangan anak dalam berbagai aspek. Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, diantaranya menumbuhkan minat baca anak, dan menanamkan berbagai pesan moral yang disampaikan melalui sebuah cerita atau dongeng (Syukria, 2018: 91).
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat di atas bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi yang penuh dengan imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa/goib yang terdapat pesan moral didalamnya.
Dongeng Sebagai Media Literasi
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Literasi baca-tulis pada pendidikan dasar, khususnya pada jenjang anak usia dini (sekolah dasar) harus diperkuat, karena anak usia dini merupakan pondasi dalam pendidikan peserta didik di lembaga formal. Literasi merupakan pintu gerbang untuk menguasai materi pelajaran.
Tujuan utama literasi tidak hanya menekankan kemampuan anak untuk membaca dan menulis, yakni membentuk generasi yang mampu berpikir kritis dalam menyikapi setiap informasi yang diperoleh.
Mengembangkan minat baca pada anak merupakan hal yang sangat penting karena dengan membaca, pengetahuan anak akan semakin bertambah. Untuk benar-benar dapat menikmat waktu saat membaca tentu perlu adanya kecintaan terhadap membaca itu sendiri. Hal ini perlu ditanamkan pada anak agar mereka menyukai membaca sejak dini. Minat dalam membaca pada anak dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga minat baca dapat dilakukan orang tua. Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua dalam meningkatkan minat baca pada anak adalah dengan mendongeng. Ketika kita biasa membacakan anak banyak buku cerita, anak makin lama akan tertarik untuk belajar membaca sendiri sejak kecil.
Anak yang sering dibacakan dongeng memiliki perbedaan tumbuh kembang yang cukup banyak dibandingkan dengan anak yang jarang mendengar dongeng. Kosakata dan bahasa yang dimiliki oleh anak yang sering mendengar dongeng jauh lebih beragam serta kemampuan komunikasi mereka jauh lebih baik.
Pentingnya Mendongeng Sebagai Penanaman Karakter Anak Usia Dini
Dewasa ini sangat diperlukan pendidikan pada anak usia dini untuk pembentukan karakter anak, karena Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Tentang Fenomena degradasi moral yang melanda anak-anak sering dijumpai saat ini. Zaman sekarang anak tumbuh dewasa tanpa adanya pembekalan karakter, untuk itu sbuah pendidikan karakter perlu diberikan kepada anak, mengingat merekalah kelak harapan dalam membangun bangsa (Fitroh, 2017: 96).
Pendidikan karakter juga dapat ditanamkan diluar sekolah, misalnya di lingkungan keluarga. Cara yang dapat dilakukan adalah (1) orangtua atau saudara membacakan dongeng sebelum tidur atai di waktu luang; (2) di rumah disediakan bacaan-bacaan dongeng sehingga bisa menarik minat anak untuk membaca; (3) orangtua mengajukan pertanyaan kepada anak untuk melihat pemahaman dan ingatan anak tentang isi dongeng; dan (4) orangtua mengajak anak ke took buku dan memberikan kesempatan pada anak anak untuk membeli buku yang disukainya, termasuk dongeng.
Bettelheim, seorang psikolog klinis pernah berbicara mengenai kekuatan dan manfaat dongeng dalam perkembangan masa anak-anak. Melalui madzhab Freudia, di samping psikologi perkembangan anak kontemporer Bettelheim juga meneliti aspek emosional dan simbiolis dari dongeng anak tradisional. Bettelheim percaya bahwa anak akan menemukan makna dalam cerita yang berkembang secara sosial dilingkunganya.
Mereka akan terlibat dalam pertumbuhan emosional dan melampaui sifat yang berpusat pada diri mereka sendiri. Dengan kata lain, Bettelheim ingin memaparkan bahwa dongeng penting bagi anak untuk mengenal kondisi sosial dan lingkungan mereka. Proses ini akan membantu pertumbuhan emosional mereka, serta kepekaan mereka terhadap kondisi sekitar dan tidak selalu fokus kepada diri sendiri atau egois.
Mendongeng dapat menumbuhkan beberapa karakter pada diri anak. Antara lain gemar membaca, rasa ingin tahu, cinta tanah air, kepedulian terhadap lingkungan dan social, dan lain-lain. Hal ini didapat dari nilai-nilai luhur dan nasehat yang terkandung dalam cerita yang disampaikan. Pemilihan tema cerita untuk anak disesuaikan dengan usia anak. Selain itu pendidikan karakter anak sapat ditumbuhkan dengan cara mendongeng, Antara lain:
1. Menanamkan etika dan nilai-nilai kehidupan, misalnya kejujuran, rendah hati, rasa empati, juga sikap tolong menolong. Banyak ahli menyarankan untuk tidak memberikan cerita dengan tokoh watak jahat. Pemilihan tema cerita untuk anak dapat disesuaikan dengan usia anak.
2. Kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan cinta tanah air. Hal ini didapat dari nilai-niali luhur dan nasehat yang terkandung dalam cerita yang disampaikan. Seperti cerita rakyat, fable, hingga bersifat tematik seperti transportasi, kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Membacakan dongeng pada anak dapat mengasah kreativitas dan minat anak dalam membaca. Selain itu, anak juga bisa belajar nilai-nilai karakter yang ada dalam cerita. Jika kebiasaan baik seperti ini terus diterapkan, maka akan memberikan manfaat positif bagi tumbuh kembang mental anak, bahkan memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupanya di masa depan.
Oleh: Miyosi Kiromin Baroroh (Mahasiswa PGMI – KKN MDR KALABIQ IPMAFA)
Source Of Dongeng Sebagai Pendidikan Karakter dan Literasi Pada Anak From all source
Leave a Reply