Ikut Banyak Kegiatan, Productive atau Toxic Productivity?
Sebagai mahasiswa tentunya tidak lepas dari kesibukan, baik di dalam maupun di luar kampus. Kesibukan tersebut tidak hanya di bidang akademik saja, melainkan juga non akademik. Mulai dari organisasi, komunitas, kepanitiaan suatu acara, hingga menjadi volunteer. Pulang pergi sewaktu-waktu sudah menjadi hal yang biasa. Yang menjadi pertanyaan, apakah ikut banyak kegiatan seperti itu dapat disebut productive? Atau justru toxic productivity?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata produktif ialah memberikan hasil dan manfaat, sifatnya menguntungkan. Sementara menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog klinis asal Inggris, toxic productivity ialah obsesi untuk mengembangkan diri dan akan merasa bersalah apabila tidak bisa melakukan banyak hal. Jadi, dua hal tersebut jelas berbeda. Oleh sebab itu, kita harus bijak dalam memilih setiap kegiatan yang akan diikuti. Jangan sampai karena ego semata menjadikan kita sebagai seseorang yang termasuk ke dalam toxic productivity.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang merasa haus berkegiatan tanpa memikirkan lebih lanjut dampak yang akan diterima. Dampak yang diterima dari mengikuti berbagai kegiatan tentu tidak hanya dampak positif saja melainkan juga terdapat dampak negatifnya. Dampak positif yang didapat di antaranya meningkatkan keterampilan di berbagai aspek dan menambah relasi. Sementara dampak negatifnya dapat membuat tubuh menjadi drop karena kurang istirahat,
tugas kuliah menjadi keteteran, sampai menyebabkan stress. Maka dari itu, rasa haus berkegiatan harus dikendalikan dengan baik agar tidak menjadi bumerang untuk diri sendiri.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari toxic productivity. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain membuat target yang realistis, menentukan batasan kegiatan, mengingat kembali pentingnya istirahat, dan masih banyak lagi. Dari uraian tersebut, sebagai mahasiswa harus bijak dalam mengambil setiap keputusan. Sebab, ikut kegiatan sana sini tidak menjamin kita andil dan bertanggung jawab penuh atas tugas-tugas yang seharusnya dijalankan. Sebaliknya, banyak yang menghilang jika dibutuhkan serta mengabaikan salah satu dan lebih memprioritaskan kegiatan lainnya. Oleh karena itu, jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan orang yang toxic productivity. Karena pada dasarnya yang dapat mengetahui kapasitas kita ialah diri sendiri.
(*/ Tsaqifa Meftananda Al-Fikriyyah
Informasi Terkini Tentang Ikut Banyak Kegiatan, Productive atau Toxic Productivity?Sebelumnya Sudah Tayang di LENSAPATI(*)com
Leave a Reply