Kreatif, Mahasiswi IPMAFA Ini Olah Pegagan Jadi Kudapan Penghasil Cuan

4 min read

Kreatif, Mahasiswi IPMAFA Ini Olah Pegagan Menjadi Kudapan Penghasil Cuan

Kreatif, Mahasiswi IPMAFA Ini Olah Pegagan Jadi Kudapan Penghasil Cuan

TRANGKIL, PATINEWS.COM

Centella Asiatica atau yang lebih dikenal dengan daun pegagan adalah jenis tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain.

Jika selama ini kita mengenal pegagan karena ada di dalam salah satu produk kosmetik ternama, ternyata pegagan beragam sekali manfaatnya. Dilansir dari klikdokter.com, pegagan mampu meningkatkan fungsi kognitif dibanding asam folat. Daun pegagan juga disebut efektif dalam mengurangi kecemasan. Kandungan asam asiatat di dalam tumbuhan ini akan mengontrol aktivitas GABA ( _gamma_ – _aminobutyric_  _acid_) di dalam tubuh.

GABA adalah neurotransmitter untuk menghambat reaksi atau sinyal otak tertentu yang merugikan.

Nantinya, asam asiatat akan membantu penyerapan GABA oleh otak. Jadi, rasa cemas dan depresi bisa saja berkurang.
Selain itu Daun pegagan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan antibakteri yang bisa mempercepat proses penyembuhan luka.

Saat sesi kuliah di Institut Pesantren Matali’ul Falah (IPMAFA) Pati, dosen saya ibu dr.Luluk Zulfa Agustina juga menerangkan hal yang sama terkait manfaat daun pegagan. Karena itulah jauh sebelum pandemi covid-19 melanda saya mulai tertarik menanam pegagan.

Untuk mempercepat pertumbuhan dan masa panen, saya gunakan metode vegetatif dengan menggunakan stolon atau tunas anakan saja. Bibitnya dari indukan yang sudah berumur setahun yang saya beli di salah satu toko tanaman hias.

Lalu, hal yang tidak pernah kita bayangkan terjadi. Pandemi melanda, menghancurkan segala lini. Termasuk ekonomi warga desa Pasucen RT 08/04 pun menurun drastis.
Menyikapi hal ini, saya mulai gencar mengajak warga untuk memanfaatkan lahan di sekitar rumah mereka untuk ditanami aneka sayuran, Termasuk pegagan. Bibit pegagan saya berikan gratis kepada mereka untuk dibudidayakan di halaman rumah masing-masing.

Cara tanam pegaganpun relatif mudah, asalkan rajin menyirami pegagan akan tumbuh subur. Media tanamnya juga fleksibel, bisa menggunakan ember atau kaleng bekas, bahkan bekas plastik minyak goreng kemasanpun bisa dijadikan media yang bernilai estetik jika diletakkan berjajar di halaman.

Sedangkan cara mengkonsumsi pegaganpun beragam. Daun pegagan yang masih muda bisa kita jadikan lalapan, isian _sendwich_, dibuat bakwan, atau kita jadikan sayur bening. Namun, untuk menjadikan pegagan bernilai jual yang cukup tinggi, saya melatih warga untuk membuat pegagan menjadi kudapan yang legit. Yaitu kue putri ayu.

Bagaimana caranya?
Pertama kita siapkan bahannya:
– Segenggam daun pegagan
– Telur 8 butir
– Terigu Protein Sedang 1 kg
– Gula Pasir 3/4 kg
– Santan 4 gelas
– Emulsifier (SP/TBM/Ovalet) 1 bungkus
– Baking Powder 1/2 sdm
– Kelapa parut 2 butir
– garam secukupnya
– Vanili 2 sachet kecil

Cara membuatnya:
– Cuci bersih daun pegagan, beri sedikit air. kemudian blender sampai halus, lalu saring.
– Kocok gula dan telur sampai mengembang, masukkan terigu, dan backing powder.
– Masukkan santan dan jus daun pegagan. Jika santan kurang bisa ditambah air sampe kekentalan adonan yang diinginkan.
– Tambahkan vanili ke dalam adonan
– Masukkan kelapa parut yang sudah dicampur garam ke dalam cetakan putri ayu, lalu tuang adonan di atas kelapa parut, kemudian kukus sampai matang

Kue PAYUGAN (Putri Ayu Pegagan), dibantrol dengan harga Rp.1500 per kuenya. Sedangkan pemasarannya digandeng oleh “Mas Fardan”, industri rumahan yang saya dirikan sendiri semenjak tiga tahun lalu.
Semoga langkah kecil yang saya lakukan ini membawa kebermanfaatan bagi lingkungan.

Mengolah Pegagan Menjadi Kudapan Penghasil Cuan

Centella Asiatica atau yang lebih dikenal dengan daun pegagan adalah jenis tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain.

Jika selama ini kita mengenal pegagan karena ada di dalam salah satu produk kosmetik ternama, ternyata pegagan beragam sekali manfaatnya. Dilansir dari klikdokter.com, pegagan mampu meningkatkan fungsi kognitif dibanding asam folat. Daun pegagan juga disebut efektif dalam mengurangi kecemasan. Kandungan asam asiatat di dalam tumbuhan ini akan mengontrol aktivitas GABA (gamma- aminobutyric acid) di dalam tubuh.

GABA adalah neurotransmitter untuk menghambat reaksi atau sinyal otak tertentu yang merugikan.

Nantinya, asam asiatat akan membantu penyerapan GABA oleh otak. Jadi, rasa cemas dan depresi bisa saja berkurang.
Selain itu Daun pegagan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan antibakteri yang bisa mempercepat proses penyembuhan luka.
Saat sesi kuliah di Institut Pesantren Matali’ul Falah (IPMAFA) Pati, dosen saya ibu dr.Luluk Zulfa Agustina juga menerangkan hal yang sama terkait manfaat daun pegagan. Karena itulah jauh sebelum pandemi covid-19 melanda saya mulai tertarik menanam pegagan.
Untuk mempercepat pertumbuhan dan masa panen, saya gunakan metode vegetatif dengan menggunakan stolon atau tunas anakan saja. Bibitnya dari indukan yang sudah berumur setahun yang saya beli di salah satu toko tanaman hias.
Lalu, hal yang tidak pernah kita bayangkan terjadi. Pandemi melanda, menghancurkan segala lini. Termasuk ekonomi warga desa Pasucen RT 08/04 pun menurun drastis.
Menyikapi hal ini, saya mulai gencar mengajak warga untuk memanfaatkan lahan di sekitar rumah mereka untuk ditanami aneka sayuran, Termasuk pegagan. Bibit pegagan saya berikan gratis kepada mereka untuk dibudidayakan di halaman rumah masing-masing.
Cara tanam pegaganpun relatif mudah, asalkan rajin menyirami pegagan akan tumbuh subur. Media tanamnya juga fleksibel, bahkan bisa menggunakan ember atau kaleng bekas, bahkan bekas plastik minyak goreng kemasanpun bisa dijadikan media yang bernilai estetik jika diletakkan berjajar di halaman.
Cara mengkonsumsi pegaganpun beragam. Daun pegagan yang masih muda bisa kita jadikan lalapan, isian sendwich, dibuat bakwan, atau kita jadikan sayur bening. Namun, untuk menjadikan pegagan bernilai jual yang cukup tinggi, saya melatih warga untuk membuat pegagan menjadi kudapan yang legit. Yaitu kue putri ayu.
Bagaimana caranya?
Pertama kita siapkan bahannya:
– Segenggam daun pegagan
– Telur 8 butir
– Terigu Protein Sedang 1 kg
– Gula Pasir 3/4 kg
– Santan 4 gelas
– Emulsifier (SP/TBM/Ovalet) 1 bungkus
– Baking Powder 1/2 sdm
– Kelapa parut 2 butir
– garam secukupnya
– Vanili 2 sachet kecil

Cara membuatnya:
– Cuci bersih daun pegagan, beri sedikit air. kemudian blender sampai halus, lalu saring.
– Kocok gula dan telur sampai mengembang, masukkan terigu, dan backing powder.
– Masukkan santan dan jus daun pegagan. Jika santan kurang bisa ditambah air sampe kekentalan adonan yang diinginkan.
– Tambahkan vanili ke dalam adonan
– Masukkan kelapa parut yang sudah dicampur garam ke dalam cetakan putri ayu, lalu tuang adonan di atas kelapa parut, kemudian kukus sampai matang

Kue PAYUGAN (Putri Ayu Pegagan), dibandrol dengan harga Rp.1500 per kuenya. Sedangkan pemasarannya digandeng oleh “Mas Fardan”, industri rumahan yang saya dirikan sendiri semenjak tiga tahun lalu.
Semoga langkah kecil yang saya lakukan ini membawa kebermanfaatan bagi lingkungan.

Penulis: Iis Kristiawati

Source Of Kreatif, Mahasiswi IPMAFA Ini Olah Pegagan Jadi Kudapan Penghasil Cuan From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *