Qalbun Salim: Kunci Menghadapi Himpitan Ekonomi di Era Pandemi
oleh : KKN URBAIN 21 IPMAFA
Pandemi Covid-19 tak kunjung usai telah mengakibatkan berbagai sektor mengalami guncangan. Diantara bidang paling primer dan terdampak bagi masyarakat yaitu sektor ekonomi. Kondisi yang tak bisa diprediksi ini mengakibatkan banyak mata pencaharian yang mengalami penurunan pendapatan bahkan terpaksa gulung tikar dan para pegawai dirumahkan.
Berangkat dari realitas yang ditemui oleh para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata URBAIN. 21 IPMAFA mengadakan acara Webinar bertajuk “Menata Hati Menghadapi Himpitan Ekonomi dimasa Pandemi” dengan menggandeng DEMA Fakultas Syari’ah Institut Pesantren Matholi’ul Falah pada Ahad, 29 Agustus 2021..
Ekonomi, rizki, dan pandemi semua itu datangnya dari Allah. Dan Allah tidak akan menurunkan suatu cobaan diluar kemampuan hambanya sebagaimana yang telah difirmankan dalam kalam suci Al-Qur’an.
Berdasarkan penuturan dari Narasumber webinar yakni Dr. Jamal Ma’mur Asmani, MA. beliau menuturkan bahwa ketika Allah mencintai seseorang maka Allah pasti mencoba seseorang itu.
Lalu bagaimana sebagai seorang hamba yang beriman dan berilmu menyikapinya? Tentunya dengan ikhtiyar dhohir dan bathin. Namun, apa kunci dari keberhasilan tersebut?.
Manajemen Hati dengan Qalbun salim merupakan kunci menghadapi segala situasi di era pandemi. Ketika hati itu baik dan bersih, maka jasad dan fikirannya akan ikut bersih. Indikator hati bersih yaitu mana ada syiar-syiar Allah, hati cepat merespons.
Dan sebaliknya ketika hati itu kotor maka rusaklah seluruh jasad dan fikirannya. Salahsatu cirinya yaitu tidak ada sifat lemah lembut dalam hatinya, suka memaksakan kehendak. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan imam Muslim:
اَلَا , وَاِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً اِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ , اَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ ,
رَوَاهُ الْبُخَارِيْ وَمُسْلِمٌ
Lebih jauh lagi, hati adalah keajaiban yang diberikan oleh Allah yang mampu menerima anugrah pengetahuan dan pancaran cahaya Allah. Anugerah ini harus ditata dan dikelola dengan cara membersihkan dari segala kotoran dan mengisinya dengan nilai-nilai suci yang mencerahkan jiwa.
Di akhir penjelasan beliau membagikan kiat menata atau manajemen hati menghadapi himpitan ekonomi diantaranya berhusnudzon (berbaik sangka) baik kepada Allah maupun hambanya. Melihat diri sendiri dulu sebelum orang lain, bahwa pemberian Allah Tidak bisa dinilai dengan apapun.
Selanjutnya untuk merbanyak ikhtiar diri. Rezeki memang telah ditentukan oleh Allah, namun menjadi tugas manusia untuk menjemput dan mengusahakan agar menjadi rizkinya. Dan yang terakhir yakni latihan untuk tawakkal.
Pandemi sebagai takdir Allah harus diterima dan disikapi secara arif-bijaksana dan kreatif-inovatif. Husnudzdzan dan optimalisasi ikhtiyar lahir menjadi keniscayaan yang harus dilakukan sebagai manifestasi amal saleh.
(*)
Source Of Kunci Menghadapi Himpitan Ekonomi di Era Pandemi From all source