Moderasi Beragama, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Adakan Kunjungan ke Vihara Desa Giling
GUNUNGWUNGKAL, PATINEWS.COM
Moderasi beragama merupakan suatu proses untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku yang berlebihan atau ekstrem pada saat mengimplementasikannya.
Cara pandang dan sikat moderat dalam beragama sangat penting bagi negara dengan masyarakat yang plural dan multikultural, karena dengan kedua hal tersebut keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi dan keadilan dapat terwujud.
Salah satu contoh bentuk moderasi beragama diantaranya ialah sikap toleransi, pengakuan keberadaan pihak lain, dan menghormati perbedaan pendapat. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa uin Walisongo Semarang ( 1/11)
Dalam kunjungan tersebut mereka menanyakan pendapat dari Pak Suripto ( Salah satu Biksu dari desa Giling, Gunung Wungkal) tentang definisi moderasi bergama, pentingnya moderasi bergama, dan moderasi beragama bagi generasi Z.
Pak Suripto menjawab satu demi satu pertanyaan dengan detail, sedangkan mahasiswa uin Walisongo Semarang mendengarkannya dengan seksama.
Terkait dengan moderasi beragama, sang biksu memberikannya contoh : ” Umat Islam kiblatnya apa ? ” Tanya sang Biksu. Kemudian salah seorang mahasiswa uin Walisongo menjawab ” Ka’bah “. Kemudian biksu melanjutkan penjelasannya ” Jika dalam islam Ka’bah itu kiblatnya, maka dalam agama budha, patung Buddha lah yang menjadi kiblat untuk sembahyang, jadi kita bukan menyembah patung. Orang patung terbuat dari batu kok, nggak bisa ngapa-ngapain” Tuturnya.
Selain itu, biksu juga menjelaskan makna dari beberapa benda yang ada di sekeliling patung Buddha, seperti dupa, yang nerupakan simbol dari keharuman nama baik seseorang. Bau wangi dupa yang dibawa angin akan tercium di tempat yang jauh, namum tidak dapat tercium di tempat yang berlawanan dengan arah angin.
(*)
Source Of Moderasi Beragama, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Adakan Kunjungan ke Vihara Desa Giling From all source