Moderasi Beragama Kunci Terciptanya Toleransi di Desa Karangsari Cluwak

Posted on

Moderasi Beragama Kunci Terciptanya Toleransi di Desa Karangsari Cluwak

Oleh :
Anfasya Fadzilla Viranica 1840410006

Desa Karangsari merupakan desa yang terletak di wilayah Pati paling ujung utara, berbatasan dengan Kabupaten Jepara.

Desa Karangsari memiliki 5 dukuh, yaitu Dukuh Jentir, Dukuh Cluwak, Dukuh Gibing, Dukuh Godang, dan Dukuh Sayang. Desa Karangsari cukup popular dengan julukan “Desa Pancasila”.

Desa ini dijuluki sebagai Desa Pancasila karena kerukunan dan solidaritas antar umat beragama yang begitu tinggi. Hal ini tercermin dari kekompakan masyarakat dalam bergotong royong pada saat pembangunan tempat ibadah tiap agama.

Tak hanya itu, kerukunan antar umat beragama juga tercermin dari kegiatan sehari-hari, bahkan tidak jarang dalam satu rumah terdapat perbedaan agama yang dianut anggota keluarga. Masyarakat desa Karangsari menganut tiga agama, yakni agama Islam, Buddha dan Kristen.

Masyarakat desa Karangsari hidup berdampingan dengan tingkat toleransi yang tinggi. Rasa saling menghargai dan saling membantu membuat masyarakat desa Karangsari selalu rukun dan damai dengan tiga kebudayaan agama yang berbeda.

Tokoh agama Buddha, Suwondo menyampaikan, dalam pembangunan tempat ibadah baik itu membangun Masjid, Vihara, ataupun GITJ, semua warga desa Karangsari ikutserta dalam gotong royong tanpa melihat perbedaan agama.

Warga ikut membantu dalam pembangunan tersebut baik itu bantuan berupa material, tenaga maupun yang lainnya, dan begitupula dengan sebaliknya. Selain dalam hal pembangunan, pada saat warga desa Karangsari yang beragama Islam mengadakan acara selamatan mereka juga turut mengundang dari agama lain.

Tak hanya itu, dalam acara sedekah bumi mereka mengundang tokoh-tokoh agama untuk memimpin doa sesuai dengan keagamaannya masing-masing.

Sikap masyarakat di desa Karangsari dalam menghadapi perbedaan agama mereka sangat menghargai satu sama lain dan saling bergotong royong tanpa melihat perbedaan agama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Walid, salah satu tokoh pemuda desa Karangsari, mengatakan bahwa perbedaan agama di desa Karangsari memiliki sikap toleransi yang sangat tinggi.

Menurutnya perbedaan agama di desa Karangsari ini termasuk hal yang sudah biasa. Pluralisme di desa Karangsari tidak ada masalah sejak dahulu hingga sekarang.

Menurutnya di desa Karangsari terdapat satu keluarga yang dimana di dalam keluarga tersebut menganut tiga agama, yang dimana orang tuanya beragama Buddha, anaknya beragama Kristen, dan anaknya lagi ada yang bergama Islam.

Pernah ada satu hal kejadian yang dimana bapak dari anak tersebut meninggal dan agamanya Buddha, lalu istrinya yang beragama Buddha mengadakan do’a bersama sesuai dengan ajaran agama Buddha, sedangkan anaknya yang beragama Islam mengadakan tahlilan, dan anaknya yang Bergama Kristen mengadakan do’a bersama sesuai dengan ajaran agama Kristen.

Perbedaan agama di desa Karangsari merupakan suatu hal yang sudah biasa. Masyarakat desa Karangsari dapat menerima dengan adanya perbedaan dalam beragama dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai nilai toleransi yang sangat tinggi.

Dengan adanya perbedaan agama tersebut justru bisa menambah pengetahuan tentang agama-agama lain, masyarakat desa Karangsari juga menerapkan prinsip agamaku adalah agamaku dan agamamu adalah agamamu.

Dengan adanya prinsip tersebut diharapkan masyarakat tidak mempermasalahkan tentang adanya perbedaan.

(*).

Source Of Moderasi Beragama Kunci Terciptanya Toleransi di Desa Karangsari Cluwak From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *