Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakstabilan di berbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat, khususnya pada roda perekonomian, hal ini juga berdampak pada para petani yang sumber penghasilannya mengandalkan hasil pertanian untuk dijual guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang mana hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi.
Desa Sonokulon merupakan salah satu desa yang berada di kabupaten Blora yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, di musim kemarau para petani memilih menanam jagung . Biasanya jagung dijual setelah melalui proses penggilingan hingga terpisah antara bonggol dengan biji jagung. Setelah itu bonggol jagung (disebut juga janggel) biasanya hanya dibakar atau terkadang dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak secara tradisional.
Apabila limbah janggel jagung dapat dimanfaatkan dengan tepat akan bernilai tinggi bahkan bisa menjadi pundi-pundi penghasilan yang cukup menjanjikan, Salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai media pembuatan jamur janggel. Jamur janggel yang dihasilkan dapat dikonsumsi sendiri maupun dipasarkan. Harga 1 kg jamur janggel bisa mencapai Harga Rp.25.000-Rp.30.000 tentu hasilnya sangat menjanjikan , dengan begitu limbah janggel bisa menjadi pundi-pundi penghasilan tambahan terutama dimasa pandemi ini.
Nuriya salah satu anak petani desa Sonokulon memberikan pelatihan kepada para petani desa Sonokulon RT 04/ RW 01 tentang pemanfaatan limbah janggel jagung untuk di olah menjadi jamur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Pelatihan di mulai pada tanggal 22 Agustus sampai tanggal 12 September pelatihan ini di ikuti oleh ibu-ibu rumah tangga, bapak-bapak, bahkan para remaja, tempat pelatihan berada di belakang rumah saudari Nuriya.
Berikut cara mengelola limbah janggel:
1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan jamur bonggol jagung sebagai berikut :
• Terpal Plastik / plastik mulsa
• Karung Goni
• Papan
2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan jamur bonggol jagung sebagai berikut :
• Bonggol Jagung
•Jerami
• Ragi 11 butir
• Bekatul 2 ½ kg
• Urea ½ kg
3. Proses pembuatan
a. Pembuatan kumbung
Siapkan kumbung dari papan berbentuk kotak dengan ukuran 2 m x 1 m dengan tinggi 50 cm dan alasi dengan karung goni
b. Peletakan janggel lapisan 1
Jika kumbung sudah siap alasi dengan jerami sampai merata kemudian susun janggel jagung dengan tinggi kurang lebih 15 cm untuk lapisan pertama lalu siram sampai merata menggunakan air bersih sampai basah
c. Pencampuran bahan
Campurkan bahan-bahan yang telah kita siapkan tadi yaitu ragi, bekatul, dan urea aduk dengan rata kemudian bagi 2 bagian.
• Penaburan bahan pada lapisan 1 Taburkan setengah bahan di atas lapisan pertama janggel dengan merata Peletakan janggel lapisan 2 Setelah penaburan selesai tutup kembali dengan janggel jagung dengan ukuran 15 cm
• Penaburan bahan tahap 2
taburkan bahan lagi Sampai merata pada lapisan kedua
• Penyiraman
Setelah penaburan ke dua selesai dilakukan kemudian siram dengan air bersih 1 ember
• Tahap akhir
kemudian tutup rapat menggunakan terpal atau plastik mulsa.
Setelah semua proses dilakukan lalu tunggu hingga beberapa hari sambil merawat dan menjaga kelembaban media jamur dengan menyiram rutin setiap sore hari, lokasi pembuatan media jamur janggel harus selalu terkena sinar matahari tetapi terhindar dari hujan serta harus di tanah tidak boleh dikeramik agar saat penyiraman air bisa merembes ke dalam tanah dan tidak menggenang. Untuk alas sendiri menggunakan karung goni, Mengapa menggunakan karung goni sebagai alas? Untuk menghindari janggel dimakan rayap dan jamur adalah jenis tanaman yang menyukai lokasi yang lembab dan panas dan jenis karung goni mempunyai bahan yang panas dan daya serap terhadap air cukup lama.
Setelah satu minggu pembuatan media akan muncul serbuk putih atau juga sering disebut miselium bakal jamur, jamur bisa dipanen ketika sudah berumur kurang lebih 14 hari setelah masa pembuatan media. Jamur janggel dengan ukuran media 2 m x 1 m menghasilkan jamur kurang lebih 2 kg setiap hari semakin bagus perawatannya semakin banyak hasilnya, setelah di panen media harus di rawat dengan disiram setiap sore hari air cucian beras yang dicampur pupuk urea 1 sendok.
Dengan pelatihan tersebut diharapkan para petani dapat manfaatkan limbah janggel dengan di olah menjadi jamur untuk dikonsumsi sendiri maupun di pasarkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Meskipun masa pelatihan sudah selesai saudari Nuriya akan tetap melakukan pelatihan berkelanjutan dan akan tetap mendampingi masyarakat dalam mengelola limbah janggel.
Penulis : Nuriya Hani Faturrohmah
Source Of Usaha Kreatif Sulap Limbah Janggel Menjadi Pundi-Pundi Penghasilan Dimasa Pandemi From all source