Menumbuhkan Nilai-Nilai Moderasi Beragama, Mahasiswa KKN-IK 2021 IAIN KUDUS Kecamatan Pati Adakan Seminar Bersama Para Santriwan Santriwati

(Penulis: Dewi Qusrini, Aminah~Mahasiswa KKN-IK 2021 IAIN Kudus Kecamatan Pati)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasi Kompetensi IAIN Kudus Kecamatan Pati mengadakan Seminar Moderasi Bergama bersama H. Suyatno Ja’far Shodiq, Lc. M.Pd. pada Selasa, 28 September 2021.

Bertemakan “Menumbuhkan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Melalui Peran Pondok Pesantren”, seminar ini dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren Tahfidz Nur Amaliya Dosoman Pati bersama narasumber yaitu H. Suyatno Ja’far Shodiq, Lc. M.Pd. selaku Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kecamatan Pati dan Key Note Speech Dr. Hj. Nur Mahmudah, M.A. Dosen IAIN Kudus sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan KKN Kec. Pati. 

Menurut ketua kelompok, M. Ainun Najib mengatakan tujuan diadakan kegiatan ini untuk menambahkan wawasan masyarakat terkait nilai-nilai moderasi beragama.

“Tujuan dari Acara Seminar ini sendiri yaitu sebagai bentuk pengedukasian terhadap masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai moderasi dalam beragama, khususnya dalam acara ini kita merujuk pada Santriwan Santriwati Pondok Pesantren”, jelasnya. 

Kegiatan Acara Seminar Moderasi Beragama ini sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan oleh kelompok KKN-IK Kecamatan Pati yang mana termasuk dalam program wajib KKN-IK 2021 IAIN KUDUS. Pelaksanaan nilai-nilai moderasi beragama dilakukan secara luring dan daring melalui live streaming instagram @kkn_ik.kecamatanpati21 . Acara Seminar ini dihadiri langsung oleh delegasi dari beberapa Santriwan Santriwati Pondok Pesantren di Kecamatan Pati. 

Tema yang diangkat membahas isu tantangan Islam Moderat seperti bagaimana cara menumbuhkan sikap moderasi beragama di kalangan masyarakat agar tentram. Moderasi beragama menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk dijalankan, karena adanya perbedaan yang sama-sama dihadapi merupakan sunnatullah dan telah menjadi fitrah bangsa Indonesia. Hal ini tidak menutup kemungkinan menumbuhkan perbedaan hingga konflik di tengah masyarakat. 

Dalam Acara Seminar yang disambut Ketua Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Nur Amaliya K. Nur Qosim Alh, secara garis besar disebutkan bahwa perbedaan pandangan fiqih yang bersumber dari literasi Pesantren menjadi kekuatan khazanah pengetahuan yang memunculkan rahmat. Begitu juga perbedaan tipologi Pesantren sepanjang sesuai dengan ketentuan perundangan maka harus kita hargai. Dengan saling memahami maka hal tersebut menjadi kekuatan untuk membangun mutu pendidikan Pesantren. 

Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Acara Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kepada peserta mengenai moderasi beragama agar dapat mendorong dalam mencari solusi mengenai masalah yang berkaitan dengan keagamaan, hendaknya mencari tahu dengan yang lebih paham dalam beragama dan dapat membangun sikap toleran serta rukun dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.