Peringati Harlah NU Ke-96 Dengan Selalu Melestarikan Nilai-nilai Aswaja

Peringati Harlah NU Ke-96 Dengan Selalu Melestarikan Nilai-nilai Aswaja

Posted on

Peringati Harlah NU Ke-96 Dengan Selalu Melestarikan Nilai-nilai Aswaja

Penulis : Imam Muhlis Ali

Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia dan bahkan di Indonesia. Hasil survei menetapkan ormas Nahdlatul Ulama (NU) pada posisi teratas dengan jumlah pesentase 49,5%. (lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 18-25 Februari 2019). NU juga merupakan organisasi Islam terbesar di dunia, dengan sekitar 90 juta anggota (Ahmet T. Kuru dari San Diego State University Amerika Serikat).

Hari lahir NU terjadi pada 96 tahun di masa kolonialisme Belanda dahulu. Tanggal 31 Januari 1926 menjadi momentum sangat bersejarah. Pendirian NU di rintis oleh para kiai khos dari daerah Madura,, Jawa Timur Jawa Tengah dan Jawa Barat, Beliau-beliau menggelar pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya.Sebenarnya pertemuan para kiai itu merupakan inisiatif dari Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari. Salah satu pokok pembahasan zaman itu yakni ikhtiyar agar Islam tradisional di Indonesia dapat dipertahankan. Karena memang latar belakang zaman itu warga islam tradisional ( baca; umat.islam yang mengamalkan amaliyah Ahlussunnah Wal Jama’ah berabad-abad merasa. Maka, dirasa perlu dibentuk sebuah wadah khusus.

Terkait dengan hal tersebut, patut kiranya kita khususnya kalangan muda untuk terus membaca sejarah dan selanjutnya terus melestarikan nilai-nilai ke Aswaja an dan ke Indonesia an dalam kehidupan sehari-hari.

Aswaja (Ahlu al-Sunnah wal-Jama’ah) adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada Sunnah Nabi Muhammad SAW (Salallahu Alaihi Wassalam), jalan para sahabat Nabi dalam masalah aqidah keagamaan, amal-amal lahiriyah, serta akhlaq hati. Golongan Aswaja adalah mereka yang selamat.

Sering kita menggunakan Istilah sunnah pada Aswaja. Sunnah pada Aswaja merujuk kepada petunjuk Rasulullah SAW dan Sahabat-sahabatnya, baik ilmu, aqidah, perkataan, maupun amalan, yaitu Sunnah yang dipedomani.

Lalu bagaimana dengan nilai-nilai Aswaja?. Di ambil dari referensi buku seperti tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i’tidal (adil) menjadi sangat penting untuk diterapkan kembali sebagai nilai-nilai luhur. Ini semua diyakini sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia.

Di nukil dari buku “Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah” dengan penerbit PP. LTM-NU, seperti yang disampaikan oleh beliau Hadrat al-Syeikh bahwa warga NU harus betul-betul mampu memelihara tradisinya dengan sikap toleransi (tasammuh), yakni menghormati keyakinan orang lain tanpa harus menyetujuinya. Kita tetap berpijak pada tradisi dan amaliah NU secara utuh tanpa perlu mengkafirkan dan membid’ahkan keyakinan orang lain.

Nilau-nilai Aswaja yang harus diterapkan kembali di lingkungan masyarakat dan bagaimana implementasi strategi dan metode nilai-nilai Aswaja untuk memperkokoh karakter bangsa dalam mewujudkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang maju dan berdaulat.

*Pendidik di Madrasah Darun Najah Ngemplak Kidul
Anggota Ansor-Banser
Anggota Pengurus LTMNU Kabupaten Pati

Source Of Peringati Harlah NU Ke-96 Dengan Selalu Melestarikan Nilai-nilai Aswaja From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *