Dari berbagai rumah Adat Jawa, Limasan merupakan salah satu yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Berikut adalah jenis-jenis Rumah Adat Limasan khas Jawa dengan ciri-ciri yang dan kesan menariknya, simak hingga tuntas, ya!
Jenis pertama dari rumah Adat Jawa dengan jenis Limasan dinamakan Lambang Gantung. Bangunan tradisional ini juga biasa disebut dengan nama Limasan Trajumas Lambang Gantung.
Karakteristik rumah ini dapat dilihat dari tiang atau pondasi yang berjumlah sekitar 8 atau 10-an. Selain itu, bangunan ini juga mempunyai ruangan yang disebut dengan rong-rongan dengan pembatas berjumlah 4 tiang.
Dinamakan Lambang Gantung karena emperan dari rumah ini terlihat seperti menjuntai karena tidak diberikan penopang. Selain itu, ciri khas dari rumah ini dapat dilihat dari atap trapesium dengan jumlah 4 sisi.
Memiliki tampilan seperti Rumah Kampoeng yang merupakan jenis Rumah Joglo, Lambang Teplok dilengkapi renggangan antara dua jenis atapnya. Yaitu, brunjung dan penanggap.
Selain itu, tampilan Lambang Teplok tampak ajeg dan kokoh dengan karakteristik bangunan yang lebih tinggi. Sirkulasi udara untuk rumah Limasan Lambang Teplok terbilang sangat baik karena bukaan yang lebih lebar dari rumah pada umumnya.
Yang menjadi pembeda dari jenis lainnya, Lambang Teplok menggunakan belok dudur di bagian kiri dan kanan atap. Sementara itu, pada bangunan rumah adat Jawa umumnya memakai tutup keong.
Memiliki 16 tiang sebagai penyangga utama dan 4 sisi atap, masing-masing sisi didesain dengan model susun dua. Di antara atap dan penyangga, sengaja diberikan celah atau renggangan guna mempermudah masuknya sirkulasi udara, limasan Lambang Sari biasanya dibuat dari material kayu jati, kayu nangka, atau sonokeling.
Gajah Ngombe didesain dengan atap beremper, yang mana fungsinya adalah sebagai atap dari serambi rumah. Tiang rumah ini kurang lebih 6, tetapi dapat disesuaikan dengan ukuran bangunan.
Selain itu, Gajah Ngombe juga dilengkapi empat buah dudur, bubungan, dan empat sisi atap yang menjadi ciri khasnya. Di satu atap, terdapat undakan atau atap bertingkat yang dibuat dengan kemiringan berbeda.
Limasan Trajumas dipastikan mempunyai 6 tiang sebagai struktur utama dari bangunan. Kemudian, di antara tiang-tiang tersebut disematkan ander yang menjadi pembatas antara ruang-ruang di sekitarnya.
Atap rumah adat Jawa jenis Limasan Trajumas serupa dengan jenis lainnya. Yaitu, mempunyai 4 sisi atap dengan ukuran sama panjang.
Merupakan bentuk baru dari Trajumas, desain Trajumas Lawakan tidak jauh berbeda dengan model sebelumnya. Sedikit perbedaanya hanya terletak pada jumlah tiang yang diberikan sekitar 20 penyangga utama.
Untuk desain tras atau pringgitan, Trajumas Lawakan didesain dengan kemiringan berbeda-beda. Kemudian pada atapnya, dibuat dengan bersusun dua tingkat dan diberikan bubungan masing-masing.
Limasan Semar Tinandhu merupakan jenis terakhir yang akan dibahas di artikel ini. Bangunan ini dilengkapi 16 tiang penunjang, 4 saka guru, dan 4 saka pembantu.
Untuk bagian atapnya, Semar Tinandhu mempunyai 4 sisi atap yang dikelilingi emper dan bubungan. Jenis atap di rumah ini disebut brunjung, artinya ditopang 4 tiang dan tidak langsung bertumpu pada saka guru.
Demikianlah berbagai rumah adat Jawa dengan jenis Limasan yang punya kesan menarik masing-masing. Menurut Anda, jenis Limasan manakah yang paling menarik?
Info Terbaru Tentang Jenis Rumah Adat Limasan, Rumah Adat Jawa dengan Sejuta KesanSebelumnya Sudah Tayang di LENSAPATI(*)com