Pengaruh Paradigma Positif di Era Pandemi
Oleh : Zaenal Abidin
Pandemi covid ini banyak membuat orang merasa bingung, gelisah dan stres hingga frustrasi. Menurut Profesor epidemiologi di Harvard TH Chan School of Publik Health, Karestan Koenen, Ph.D, stres yang dialami banyak orang ketika pandemi ini memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Dan menurutnya covid akan sulit menyerang tubuh seseorang apabila tubuh memiliki imunitas humoral. Imunitas humoral adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan dari unsur di dalam darah dan jaringan limfoid, seperti di antibodi. Untuk itu akan lebih optimal jika didukung dengan aktifitas yang baik seperti paradigma atau pemikiran yang positif.
Menurut ketua pusat layanan Psikologi UIN Jakarta, Mulia Sari Dewi, M.Si, paradigma atau pemikiran positif adalah cara seseorang menyikapi segala peristiwa yang dialami sengan baik dan positif. “pemikiran positif memancing keluarnya hormon yang bermanfaat dan berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti hormon dopamin dan hormon serotonin.”
Beliau menambahkan, paradigma positif sebenarnya tidak harus tentang sesuatu yang dialami. Ada beberapa cara untuk menimbulkan pemikiran yang positif, yaitu dengan cara memfokuskan terhadap hal, yang positif, bersyukur, dan menceritakan hal hal yang kita sukai. Itu memicu pemikiran supaya bisa selalu berpikir positif.
Kalau menurut KH. Baha’uddin Nur Salim, pemikiran positif didasarkan dengan sebagaimana kita mensyukuri kehidupan ini. kita masih diberi kenikmatan berupa sehat lahir batin itu sudah memicu pemikiran yang positif. Apalagi ketika kita diberi kenikmatan yang lebih, seperti mempunyai teman teman yang baik, rezeki yang cukup dan keluarga yang rukun, sangat besar sekali potensi kita untuk berpikir positif.
Menurut lulusan Fakultas Psikologi jurusan Psikologi, Linas Tsamaroh, jika paradigma negatif muncul, maka harus dilakukan dengan membiasakan diri berpikir positif. “dengan ilmu, mental dan iman yang kuat, maka pikiran negatif dapat diterima, lalu nanti diubah menjadi pikiran yang positif”.
Sementara itu, menurut Psikolog dari Unesa, Diana Rahmasari, M.Si bahwa pandemi covid ini merupakan stressor, yang membuat kondisi merasa tertekan. Ada beberapa tahapan yang sering dirasakan yaitu penolakan, marah, tidak peduli, tahap depresi, dan tahap menerima kedamaian dengan rasa cinta.
“Kita harus menyikapi pandemi ini dengan selalu beim calm dan santuy. Dengan sikap tersebut maka kita bisa mengontrol emosi yang ada pada diri kita sehingga tidak mudah stree dan terkena penyakit,” Ungkap beliau.
Diana menambahkan, agas imunitas tidak turun, maka harus menjadi bahagia. Beberapa faktor yang bisa membuat seseorang bahagia adalah kepribadian individu, kognisi, dan tujuan hidup.
“Orang yang bahagia adalah orang yang bisa mengontrol emosi, sehingga orang tersebut mempunyai imunitas tinggi”Ujar Diana.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari wabah pandemi ini dan dilindungi oleh Allah SWT. Bisa selalu berpikir positif dengan mensyukuri nikmat yang ada, sehingga imunitas kita tidak mudah terkena penyakit.
(*)
Source Of Pengaruh Paradigma Positif di Era Pandemi From all source