Marak Fenomena Open BO, Buntut Penutupan Lokalisasi?

Marak Fenomena Open BO, Buntut Penutupan Lokalisasi?

Posted on

Marak Fenomena Open BO, Buntut Penutupan Lokalisasi?

PATI, PATINEWS.COM

Buntut penutupan tempat hiburan malam, seperti Lokalisasi dan karaoke di Pati, Jawa Tengah rupanya memunculkan fenomena baru.

Alih-alih banting setir mencari penghidupan yang layak dan halal, untuk bisa mendapat uang, sejumlah wanita penghibur malah mulai main Open BO (booking out).

Sementara ada juga pemandu karaoke (PK) yang ramai-ramai menggadaikan kendaraannya.

“Fenomena baru itu, memang mulai terjadi,” terang salh satu penggiat Peduli Pati Damai, KH Achmad Muhfidz, SH, Selasa, 24 Agustus 2021.

Dalam kurun dua bulan terakhir ini, pemkab Pati gencar melakukan penutupan sejumlah tempat karaoke. Serta menutup tempat mesum, seperti Lorong Indah di Margorejo. Penutupan didasarkan untuk menghindari penyebaran virus Corona. Serta, karena penggunaan lokasi yang tidak sesuai perda RT/RW.

Khusus untuk penutupan tempat hiburan di wilayah kabupaten Pati, mendapat dukungan dari sejumlah ormas. Seperti dari Ansor, PMII dan Pemuda Muhammadiyah.

Berdasar keterangan yang dihimpun, sejumlah wanita penghibur mulai kehabisan uang. Menyusul ditutupnya tempat hiburan, dalam dua bulan terakhir ini.

“Sehingga, di antara mereka ganti main BO (booking out). Tempatnya ada yang di hotel, kadang juga di tempat kos,” kata Wiwid, salh satu warga kecamatan Margorejo.

“Ada juga yang menggadaikan mobil. Tapi ini tidak mudah. Karena pemilik dana takut ada cegatan dari pihak yang membelikan mobil. Lantaran, tidak sedikit perempuan penghibur yang dikreditkan kendaraan oleh pacarnya,” lanjut dia.

Sementara itu, anggota presidum LSM Dewan Kota, Drs H Pramudya mendesak pemkab Pati melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak negatif yang timbul setelah penutupan tempat hiburan. Yakni kemungkinan perpindahan praktek prostitusi ketempat lain. Seperti di jalan, rumah kos dan hotel.

“Kalau hal semacam itu tidak diantisipasi, dimungkinkan praktek mesun akan menjadi liar dan tidak terkontrol,” uhar Pramudya.

Sedang dai kondang Pati, KH Dr Sadullah MPd mengingatkan perlunya perhatian pemkab Pati untuk memperhatikan nasib mantan perempuan penghibur. Yakni harus intens ada pembinaan.

“Sesuai azas perikemanusiaan, negara menjamin kesejahteraan warganya. Mereka harus dicarikan solusi. Sehingga bisa menyambung hidup” terangnya.

(*)

Source Of Marak Fenomena Open BO, Buntut Penutupan Lokalisasi? From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *