Unik, di Desa Tunggulsari Tayu, Buah Mangrove Diolah Jadi Cendol
TAYU, PATINEWS.COM
Desa Tunggulsari yang terletak di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati, memiliki banyak potensi lokal yang bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah kawasan hutan mangrove.
Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daerah teluk dan di muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut serta tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai.
Ekosistem hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomis dan sosial yang penting di wilayah pesisir (Rawana, 2002). Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi berbagai organisme baik darat maupun laut seperti kepiting, udang, ikan, reptilia, ikan dan lain sebagainya.
Jenis pohonnya biasanya terdiri atas api-api (Avicenia Sp), pedada (Sonneratia), bakau (Rhizophora Sp), lacang (Bruguiera Sp), nyirih (Xylocarpus Sp), nipah (Nypa Sp) dan lain-lain.
Hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).
Mangrove sendiri di gunakan untuk mencegah abrasi air laut. Salah satu bagian yang dapat memberikan manfaat yaitu buah mangrove. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan, buah mangrove berkhasiat untuk menyembuhkan asma, diabetes, hepatitis, leprosy, dan sakit perut.
Pemanfaatan dari Mangrove salah satunya ialah pengolahan buah mangrove. Mangrove yang di gunakan adalah jenis api – api (Avicenia Sp) biasanya di sebut brayo yang tumbuh subur di sekeliling tambak milik warga dan pesisir pantai.
Melimpahnya biji brayo dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tunggulsari menjadi urap brayo, cendol brayo dan biasanya langsung di jual di wisata Pantai Mina Mangrove di Desa Tunggulsari sebagai minuman Khas Desa Tunggulsari yang di kenal “ Dawet Brayo” .
Pelatihan pengolahan buah mangrove ini di ikuti oleh beberapa ibu rumah tangga Desa Tunggulsari sekitar 10 orang.
Dengan cara;
1. Ambil buah api-api dari hutan mangrove.
2. Kupas kulitnya dan ambil bagian dalamnya saja.
3. Buah yang telah dikupas dibelah jadi dua dan lepaskan putik dari buahnya.
4. Rebus dalam air mendidih hingga lunak (sekitar 30 menit), sambil terus mengganti air rebusan. Lalu taburi dengan abu gosok secukupnya sambil diaduk hingga rata.
5. Angkat dan cuci hingga warnanya berubah kehijauan.
6. Rendam dalam ember yang agak besar selama dua hari. Setiap enam jam ganti airnya untuk mempercepat proses penghilangan racunnya.
7. Api-api siap diolah dan dijadikan makanan.
Bahan cendol
1. Ambil 100 gram barayo yang siap di masak
2. 100 gram tepung beras
3. 200 gram tepung tapioka
4. 50 gram tepung maizena
5. 700 mililiter air matang
6. 3 sendok air kapur
7. Sdm garam
8. 2 block es batu
Resep saus gula merah
1. 1 kg gula merah
2. 150 gram gula putih
3. 3 lembar daun pandan
4. 10 gram garam halus
Bahan tambahan
1. 1,500 ml santan kelapa
2. Buah nangka yanh di ambil dagingnya di potong dadu kecil
Cara membuat cendol Brayo
1. Campur brayo dengan air secukupnya kemudian di blender, lalu saring.
2. Masukkan semua bahan cendol dan air brayo dalam panci. Aduk rata. Nyalakan kompor, masak sampai adonan kental dan lengket. Durasi masak sekitar 20-25 menit untuk mendapatkan konsistensi yang sesuai.
3. Siapkan wadah seperti baskom atau panci bersih. Isi dengan air matang dan masukkan es batu. Aduk rata
4. Siapkan cetakan cendol, masukkan adonan cendol yang masih panas tersebut ke dalam cetakan cendol
5. Tekan cetakan cendol dengan bagian baskom berisi air dingin di bawah. Nantinya cendol akan terpisah dan kaku secara otomatis.
6. Bikin saus kinca, campurkan semua bahan masak hingga menjadi sirup kurang lebih 15 menit
7. aring cendol yang sudah mengeras dari baskom, tata di gelas atau mangkuk. Beri es batu, saus kinca, santan dan potongan daging nangka dengan jumlah sesuai selera.
Cendol siap dinikmati.
Diharapkan dengan adanya pelatihan pengolahan cendol buah brayo ini, warga Desa Tunggulsari bisa berkreasi dan berinovasi dengan brayo sekaligus bisa membuka peluang usaha baru bagi warga sekitar.
Masyarakat mendapatkan manfaat pengetahuan bahwa ternyata tanaman mangrove khususnya buah mangrove memiliki potensi untuk dijadikan makanan olahan yang bernilai jual.
Buah mangrove dapat diolah sendiri menjadi permen dengan cara yang mudah dan murah. Masyarakat dapat menciptakan produk makanan baru dari tanaman mangrove yang bernilai jual tinggi
Penulis : Alfi Ni’ma Khudziana
Source Of Unik, di Desa Tunggulsari Tayu, Buah Mangrove Diolah Jadi Cendol From all source