Dampak PMK Terhadap Populasi Sapi di Pati

Posted on

Dampak PMK Terhadap Populasi Sapi di Pati

 

PATI, LENSAPATI.COM

 

Belum usai wabah LSD (Lumpy Skin Disease) atau kerap disebut cacar sapi, kini peternak dihantui datangannya PMK. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyebab penyakit PMK adalah virus RNA yaitu Apthouvirus yang berasal dari golongan Picornavirus. Penyakit PMK dapat menjangkiti berbagai jenis hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan babi.

 

“Penyakit ini merupakan penyakit akut, cepat, mendadak kemudian sangat menular dan sangat infeksius. Bisa mengenai ruminansia, babi, dan juga sejenis rusa,” ujar Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., Dosen FKH UGM, dalam Bincang Desa Apps UGM pada Sabtu (21/5/22). Lebih lanjut, Wasito menjelaskan bahwa gejala awal akut yaitu hipersalivasi (saliva berlebih), sapi tampak tidak bahagia, demam, dan nafsu makan menurun. Kalau gejala sudah kronik akan terbentuk lepuh, erosi, dan mengelupas. Dengan daya tular (morbiditas) yang mencapai 90%-100%, tak heran jika dalam waktu yang tak lama PMK telah menjangkiti sekitar 3,9 juta ternak yang terdiri dari sapi dan kerbau, di 52 kabupaten/kota (data integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional, 17/5/2022.

 

Dampak dari PMK, para peternak di berbagai daerah pun menjadi resah. Beberapa peternak menjual sapi yang dipelihara untuk mengurangi resiko akibat adanya PMK. Beberapa peternak menahan untuk tidak membeli sapi bakalan. Para pedagangan sapi  terpaksa menghentikan aktifitas jual beli, karena sepinya permintaan dan akibat ditutupnya beberapa pasar hewan pada beberapa hari ini. Para pedagang lebih wait and see/melihat-lihat saja kondisi pasar untuk mengurangi resiko kerugian.

 

Di Jawa Tengah jumlah populasi sapi (sapi potong dan sapi perah) selama tiga tahun belakangan terus mengalami peningkatan dari 112.361 ekor tahun 2019, menjadi 117.187 ekor di tahun 2020 dan  mencapai 117.703 ekor pada tahun 2021 (Jawa Tengah Dalam Angka 2020,2021, 2022). Dengan daya tular yang lebih cepat dibandingkan virus covid 19 dikawatirkan penyakit PMK akan menyebar keseluruh wilayah dan mengakibatkan terjangkitnya sapi-sapi ditingkat peternak tradisional dan jika tidak segera ditangani maka akan berdampak pada penurunan populasi sapi pada dua atau tiga tahun mendatang.

 

Populasi Ternak Sapi di Jawa Tengah dan Kabupaten Pati

 

Kesimpulannya penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah satu penyakit yang sangat berbahaya dengan penyebaran yang cepat sehingga mempu menginfeksi dengan cepat ke hewan sapi, kambing, domba dan babi. Mengakibatkan mortalitas yang tinggi pada hewan-hewan usia muda, penurunan produksi susu dan daging sehingga berdampak serius pada aspek sosial ekonomi peternak dan industri susu sapi, kambing dan turunannya.

 

Saran untuk pengendalian PMK adalah dengan perlindungan zona bebas PMK dari lalulintas daerah yang sudah terkena wabah. Sapi dan hewan yang sudah terinfeksi dilakukan karantina ataupun pemusnahan dan desinfeksi bangunan, peralatan, mobil dan juga pakaian yang terkontaminasi dengan virus ataupun kontak langsung dengan hewan terjangkit. Upaya pencegahan dan pengendalian PMK adalah dengan pemberian vaksin kepada seluruh sapi yang ada.

 

 

PENULIS :

 

Suparman, S.ST, M.M

 

Fungsional Statistisi Muda di BPS Kab. Pati

 

 

(*).

Berita Terbaru Tentang Dampak PMK Terhadap Populasi Sapi di PatiSebelumnya Sudah Tayang di LENSAPATI(*)com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *