Hari Perempuan Sedunia 2022, Momentum Menghilangkan Diskriminasi Pada Kaum Hawa
KOLOM – LENSAPATI.COM
Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day jatuh di hari Selasa, 8 Maret 2022 merupakan momentum untuk menghilangkan diskriminasi pada kaum hawa di dunia, termasuk di Indonesia.
Mengusung Tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini yaitu #BreakTheBias “Gender equality today for a sustainable tomorrow” atau “Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan”. Tema tersebut mengajak seluruh masyarakat di belahan dunia untuk mendobrak bias atau stereotipe yang sering kali melekat pada perempuan. Tidak ada sekat, tidak ada batasan. Perempuan berhak atas dirinya dan mendapatkan kesetaraan.
Pada tahun 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Dikutip dari nationalwomenshistoryalliance.org, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai merayakan Hari Perempuan pada tahun 1975 dan pada tahun 1977, Majelis Umum PBB menyatakan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional untuk hak-hak perempuan dan perdamaian dunia.
Menurut Menlu Retno ketika hadir dalam acara webinar ‘Women On Leadership’ secara live di YouTube hari ini ada dua hal besar yang harus diterapkan untuk mencegah terjadinya diskriminasi pada perempuan. Pertama adalah kebijakan atau policy, di mana kebijakan yang dibuat di tempat berkarier harus memberikan kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki.
Kedua, diperlukan dukungan keluarga dan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pola pikir, budaya, dan tradisi. Pada intinya, kata dia, tradisi, budaya, pola pikir, dari keluarga kecil sampai kepada masyarakat harus berkelindan mendukung mengenai masalah pemberdayaan perempuan.
“Diskriminasi tidak boleh terjadi. Pencegahan diskriminasi harus dibarengi dengan langkah afirmasi. Perempuan dapat ikut menjadi bagian solusi, agen toleransi, dan agen perdamaian,” kata Retno, Senin (7/3/2022).
Dia menegaskan bahwa situasi di tengah Covid-19 menjadi bukti bahwa keberadaan perempuan sangatlah penting. Sehingga patut diberdayakan dengan baik, agar tidak timbul diskriminasi terhadap perempuan.
“Sekali lagi perempuan dapat menjadi solusi disetiap situasi, seperti pandemi memperlihatkan bahwa ternyata lebih dari 50 atau sekitar 60 persen tenaga kerja kesehatan adalah perempuan,” tambahnya.
Memang tidak mudah untuk menjadi perempuan kuat. Belum lagi adanya hukum patriarki yang mengatakan bahwa Laki-laki memiliki peran sebagai kontrol utama di dalam masyarakat, sedangkan perempuan hanya memiliki sedikit pengaruh atau bisa dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-wilayah umum dalam masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, politik, dan psikologi, bahkan termasuk di dalamnya institusi pernikahan. Hal ini menyebabkan perempuan diletakkan pada posisi subordinat atau inferior. Pembatasan-pembatasan peran perempuan oleh budaya patriarki membuat perempuan menjadi terbelenggu dan mendapatkan perlakuan diskriminasi (Sakina & A., 2017).
Harapannya peringatan Hari Perempuan tidak hanya sekedar ceremonial melainkan menjadi bahan refleksi bagaimana perempuan bebas dari diskriminasi. Diantaranya dengan Mengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan, memberikan kesempatan pada perempuan untuk proses pengambilan keputusan,
meningkatkan kegiatan pemberdayaan perempuan di setiap daerah.
Majulah perempuan di Indonesia. Harumkan tanah air, jangan menjadi orang yang melemah dan diam melihat diskriminasi. Jadilah dian (pelita) yang tak pernah padam, selalu bersinar dengan kecerdasan yang kamu miliki.
(*)
Source Of Hari Perempuan Sedunia 2022, Momentum Menghilangkan Diskriminasi Pada Kaum Hawa For lensapati