Kegagalan di 2021, Jadi Kesyukuran di Tahun 2022
Penulis : Imam Muhlis Ali
Kehidupan memang tak pernah luput dari kegagalan. Mulai dari kegagalan individu dalam menapaki terjal ujian sampai kegagalan Tim Nasional Sepak bola kita mengalahkan Thailand saat ini.
Ketika menghadapi sebuah kegagalan, kita mungkin akan sulit menerima kegagalan tersebut. Namun, rasa sedih dan menyalahkan diri sendiri bukanlah hal yang tepat untuk meratapi kegagalan yang sedang kita derita. Pahit memang tapi kita juga harus memahami bahwa rasa menyesal tidak akan membuat keadaan membaik.
Untuk bangkit dari kegagalan memang bukan perkara yang mudah. Ada seribu bayang kecemasan yang menghantui pikiran dan ketakutan jikalau kegagalan itu ternyata terulang lagi. Oleh karena itu, setiap orang yang tengah mengalami kegagalan harus diberi dukungan (support) dan rasa optimis agar tak ragu lagi berjuang untuk menggapai kesuksesan yang tersebut.
Kegagalan di tahun 2021 kemarin tentu memjadi catatan merah tersendiri. Sebuah catatan yang tidak begitu saja hilang dari alam pikiran. Seakan kegagalan menjadi lobang kehidupan. Bahkan masuk di tahun 2022 ini, selalu teringat kegagalan 2021 kemarin.
Dalam konteks bahasan kegagalan saya ini tidak ingin seperti umumnya yang pasti berisi kata-kata motivasi atau segala dalil. Kita sedang mencari format baru yang lebih segar di tahun 2022 ini. Yakni sebuah format yang lebih fokus dan nyata.
Biarlah kegagalan 2021 kemarin terbayang. Biarkan kegagalan 2021 kemarin membekas hati dan pikiran kita. Tapi di tahun 2022 ini kita menjadikan kegagalan menjadi peluang. Iya, peluang bagus menuju visi lebih jauh.
Barangkali banyak yang berpikir kegagalan itu lebih pada kegagalan duniawi atau materialistik semata. Kita masih ‘membebek’ pada kesuksesan harta, tahta dan jabatan dunia. Tidak salah seperti itu, nyatanya kita masih hidup di dunia. Tapi coba kita berpikir realistis secara mendalam, sampai kapan kita hidup?, apa tujuan hidup? dan bilamana gagal obsesi dunia maka kita gagal segalanya?.
Oke, kita gagal usaha, stres (baca: ruwet hidup), kita gagal ujian, seakan dunia berakhir. Kita gagal tes hafalan di depan guru, maka runtuhlah mental kita. Timnas sepak bola kita ‘di cukur gundul” 4-0 oleh Thailand, kita menghujat. Kita di permalukan orang lain di hadapan banyak orang, lalu kita merasa harga diri tercabik-cabik.
Kegagalan meraih duniawi itu menyakitkan. Apalagi sudah merasa mati-matian berusaha. Rasanya, menit pertama setelah gagal, ingin berteriak di tengah sawah yang tidak ada orangnya. Di tambah lagi lingkungan malah membully, oh rasanya mau berlari sekuatnya.
Nasehat Sang KYAI
Ada secercah harapan sejati, Alhamdulillah ada satu nasehat dari Sang KYAI Kampung. Beliau memberikan tips jitu untulk melipur lara kegagalan. “Penuhilah bacaan shalatmu. Baca pelan, khusyuk, nikmati shalatmu, bersyukur bisa bersujud dan pasrahkan semuanya pada Kehendak Allah”. Meski nasehat ini tidak secara langsung masuk konteks tema kegagalan, namun dengan niat mau meniknati shalat, ini justru menjawab kegalauan dalam kegagalan.
Syukuri saja dan nikmati shalat, maka kegagalan tahun lalu atau sekarang akan tidak menyakitkan. Mungkin itu inti bahasan ini Mudah-mudahan kegagalan 2021 kemarin berubah menjadi kesyukuran di tahun 2022.
Bersyukur dengan menikmati shalat dan ibadah lain.
Wallahu a’lam bisshowab.
1/1/2022
Desa Putih, Pati Utara
(*).
Source Of Kegagalan di 2021, Jadi Kesyukuran di Tahun 2022 From all source