Mengenal Moderasi Beragama

Moderasi Beragama Sebagai Penguat Nilai –Nilai Kebangsaan

Posted on

 

Oleh: Kautsar Rizky Mahardika

  1. Pengertian Moderasi Beragama

Pertama, moderasi adalah sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrem dan tidak radikal (tatharruf). Q.s. al-Baqarah: 143 yang dirujuk untuk pengertian moderasi di sini menjelaskan keunggulan umat Islam dibandingkan umat lain. Dalam hal apa saja? Al-Qur’an mengajarkan keseimbangan antara hajat manusia akan sisi spritualitas atau tuntutan batin akan kemahadiran Tuhan, juga menyeimbangkan tuntutan manusia akan kebutuhan materi. Disebutkan dalam hadits, ada sekelompok orang mendatangi Nabi Muhammad untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang kuat beribadah, sampai tidak menikah. Nabi menjawab, yang benar adalah keseimbangan antara ibadah dan pemenuhan materi. Itulah sunnah beliau.

Dalam hal moral, al-Qur’an mengajarkan juga keseimbangan, sikap tidak berlebihan juga ditekankan. Seseorang tidak perlu terlalu dermawan dengan menyedekahkan hartanya sehingga dia sendiri menjadi bangkrut. Tapi, ia juga jangan kikir, sehingga ia hanya menjadi kaya sendiri, harta yang terkonsentrasi di kalangan orang-orang berpunya. Demikian, pesan ini disarikan dari ayat al-Qur’an sendiri. Kedua, moderasi adalah sinergi antara keadilan dan kebaikan. Inti pesan ini ditarik dari penjelasan para penafsir al-Qur’an terhadap ungkapan ummatan wasathan. Menurut mereka, maksud ungkapan ini adalah bahwa umat Islam adalah orang-orang yang mampu berlaku adil dan orang-orang baik.

  1. Perbedaan Moderasi Agama dan Moderasi Beragama

Moderasi agama adalah sebuah cara pandang terkait proses memahami dan mengamalkan ajaran agama agar dalam melaksanakannya selalu dalam jalur yang moderat. Moderat di sini dalam arti tidak berlebih-lebihan atau ekstrem. Jadi yang dimoderasi di sini adalah cara beragama, bukan agama itu sendiri.

Sedangkan moderasi beragama yaitu sikap kita dalam menghadapi cara pandang dalam mengamalkan ajaran agama dan dalam melaksanakannya harus sesuai dengan islam rahmatan lil a’lamin. Kita harus bisa memahami agama dengan baik, tidak memihak kanan maupun kiri.

  1. Pemahaman Moderasi Beragama yang Baik
Baca Juga  Bupati Pati Cek Sejumlah Pos Pengamanan Lebaran

Salah satu prinsip dasar dalam moderasi beragama adalah selalu menjaga keseimbangan di antara dua hal, misalnya keseimbangan antara akal dan wahyu, antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan kemaslahatan komunal, antara keharusan dan kesukarelaan.

  1. Toleransi

Istilah Toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat. Kita sebagai generasi Walisongo juga harus memiliki toleransi yang sangat tinggi. Toleransi juga sangat penting bagi kita umat muslim. Tanpa ada toleransi, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tidak dapat bersatu sampai sekarang. Islam juga mengajarkan kita untuk memiliki ukhkuwah islamiah, ukhkuwah bathaniyah, dan ukhkuwah basyariah. Agama islam juga mengajarkan kita tentang kasih sayang dan anti kekerasan.

  

  1. Peran Kita sebagai Generasi Walisongo

Kita sebagai generasi walisongo harus bisa memahami apa itu moderasi beragama. Menjadi moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Menjadi moderat bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan ajaran agamanya.

Oleh karena pentingnya keberagamaan yang moderat bagi kta umat beragama, serta menyebarluaskan gerakan ini. Jangan biarkan Indonesia menjadi bumi yang penuh dengan permusuhan, kebencian, dan pertikaian. Kerukunan baik dalam umat beragama maupun antarumat beragama adalah modal dasar bangsa ini menjadi kondusif dan maju.

Dalam kehidupan multikultural diperlukan pemahaman dan kesadaran multibudaya yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan sekaligus kemauan berinteraksi dengan siapapun secara adil. Menghadapi keragaman, maka diperlukan sikap moderasi.  Sikap moderasi berupa pengakuan atas keberadaan pihak lain, pemilikan sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat, dan tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan. Kita sebagai mahasiswa harus menerapkan prinsip moderasi beragama. Tidak memihak antara pihak kanan maupun pihak kiri. Menaati peraturan yang sesuai dalam UUD 1945. Mengamalkan nilai – nilai pancasila, nilai agama, serta nilai budaya. Tidak lupa juga melaksanakan agama islam yang rahmatan lil a’lamin.

Baca Juga  Seorang Pelajar PKL di Kapal Nelayan Dikabarkan Tenggelam di Alur Sungai Silugonggo Juwana

             

Source Of Moderasi Beragama Sebagai Penguat Nilai –Nilai Kebangsaan From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *