Pengaktifan Kembali Kegiatan Keagamaan Dengan Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan

Posted on

Kegiatan keagamaan banyak ragamnya, salah satu yang ada di masyarakat NU adalah Berjanjen. Tradisi Berjanjen masuk ke Indonesia tidak terlepas dari pengaruh orang-orang Persia yang tinggal di Gujarat, mereka yang pertama kali menyebarkan Islam di Indonesia. Namun, dalam pendapat lain mengatakan bahwa tradisi Berjanjen dibawa oleh ulama bermahzab Syafi’i, khususnya Syekh Maulana Malik Ibrahim. Salah satu Walisongo yang makamnya berada di Gresik ini berasal dari Yaman dan telah melakukan penyebaran agama Islam di daerah pesisir Sumatra Timur dan Pantai Utara Jawa. Kemudian seiring berjalannya waktu, Berjanjen turut menginsipirasi Sunan Kalijaga dalam penciptaan lagu li-ilir maupun tombo ati yang cukup terkenal di kalangan umat muslim. Denga nadanya hal tersebut, tradisi Berjanjen kemudian berkembang pesat di kalangan pesantren-pesantren yang ada di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Nahdlatul Ulama, salah satu yang merupakan pelestari tradisi ini. Mereka percaya bahwa dengan melakukan Berjanjen pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW akan memperoleh syafa’at Nabi pada hari kiamat kelak nanti. Dalam sebuah hadits mengatakan, “Siapa yang menghormati hari lahirku, maka dia akan memperoleh syafaatku pada hari akhir kelak.”. Dengan adanya pedoman tersebut, maka kemudian Berjanjen marak dilakukan. Terkhusus oleh masyarakat Nahdlatul Ulama. Tradisi Berjanjen sekarang sudah banyak dilakukan dalam berbagai kesempatan. Tidak hanya dalam kegiatan pesantren semata, tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk pengharapan untuk hal-hal yang baik, misalnya pada saat kelahiran bayi, aqiqah, khitanan, pernikahan, dan upacara keagamaan lain.
Pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap penyelenggaraan berbagai kegiatan keagamaan di seluruh dunia. Salah satunya Indonesia, pengaruh pandemi ini terhadap kegiatan keagamaan berupa pelarangan kegiatan beribadah, pelarangan kunjungan peribadatan dan perayaan hari besar keagamaan. Perlu adanya modifikasi serta adaptasi sebagai bentuk pencegahan penyebaran wabah covid-19 tersebut. Masyarakat islam memilki beragam kegiatan keagamaan, salah satunya Berjanjen. Masyarakat telah melakukan tradisi Berjanjen ini selama beberapa tahun, namun dikarenakan munculnya Pandemi Covid-19 yang berdampak kepada berbagai sektor kehidupan seperti, ekonomi, budaya dan kegiatan-kegiatan yang diharuskan berkumpul, sudah setahun lebih di salah satu musholla Desa Bulumanis kidul tidak ada kegiatan keagamaan, beberapa masyarakat sempat mengajukan keinginannya lewat obrolan ringan, namun tidak adanya adanya usaha nyata dari masyarakat kegiatan tersebut pun tidak segera terealisasi. Perlu adanya campur tangan tokoh agama dalam hal ini untuk mengajak masyarakat mengikuti kegiatan keagamaan agar dapat aktif kembali. Tentunya dengan mematuhi protocol Kesehatan yang telah dianjutkan oleh pemerintah.
Kamis, 19 Agustus 2021 Masyarakat Desa Bulumanis Kidul mengadakan kegiatan Berjanjen, setelah lama absen dikarenakan pandemi, kini kegiatan tersebut aktif kembali, bertempat di Musholla Al-Hamidiyah, Berjanjen diikuti oleh pemuda sekitar musholla, tentunya dengan memakai masker dan jaga jarak, kegiatan ini dilakukan pada malam jum’at, sesuai dengan tradisi turun-temurun, Berjanjen dimulai pada pukul 19.30 dan berakhir pada pukul 20.30, kegiatan tersebut berlangsung khusyuk dan tertib. Berjanjen merupakan sebuah kegiatan keagamaan yang sudah seharusnya diyakini dan dilestarikan, disamping menjaga tradisi yang sudah turun-temurun, berjanjen dapat menjadi spirit beragama bagi umat islam. Jadi, Berjanjen tidak hanya sebagai rutinitas saja, tapi juga menjadi esensi dalam berarama, spirit sejarah dan ketokohan dari Nabi Muhammad SAW sebagai teladan umat islam harus ada dalam karakter umat islam jaman sekarang, tradisi Berjanjen menjadi cara yang tepat untuk merealisasikan hal tersebut.

Nama: M. Sultan Mahasin
Nim: 18.31.00296
Prodi: PMI

Source Of Pengaktifan Kembali Kegiatan Keagamaan Dengan Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *