Wabah COVID-19 masih terus menghantui negara Indonesia. COVID-19 benar-benar telah menimbulkan dampak yang luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu dalam bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan sosial maupun budaya.
COVID-19 telah membuat ribuan lebih orang terinfeksi dan puluhan orang meninggal. Virus ini membuat banyak pengusaha bangrut dan akhirnya gulung tikar, para pekerja pun akhirnya kehilangan pekerjaan. Begitu juga dengan ojek online yang juga sepi orderan karena kebijakan pemerintah bahwa kegiatan bekerja dan sekolah harus dilakukan di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Tidak hanya itu, kegiatan keagaaman dewasa ini juga harus dilakukan di rumah. Bahkan sebagai seorang muslim, adanya COVID-19 membuat kita tidak bisa menjalankan ibadah haji dan umrah.
Terkadang kita mungkin merasa sedih, khawatir, dan cemas dalam menghapi kondisi ini. Akan tetapi, kesedihan, kekhawatiran, dan kecemasan yang kita rasakan tidak boleh dibiarkan terlalu berlarut-larut.
Sebagai seorang muslim kita harus mengimani bahwa wabah COVID-19 yang terjadi saat ini tidak lain merupakan bagaian dari takdir dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT jauh sebelum manusia diciptakan. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim dalam menyikapi musibah yang sedang terjadi hendaknya kita melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1.Berhusnudzon Kepada Allah SWT dan Bersabar.
Husnudzon kepada Allah SWT artinya adalah berbaik sangka kepada Allah SWT atas apapun yang terjadi, dialami, dan apa yang dihadapi. Hal pertama yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim adalah berprasangka baik kepada Allah SWT saat sedang menghadapi berbagai musibah, ujian, dan cobaan.
Allah SWT berfirman:
“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penghliharan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah SWT dengan bermacam-macam purbasangka.” (QS. Al-Ahzab: 10).
Selain berhusnudzon kita juga haru bersabar dalam menghadapi wabah COVID-19 ini. Kesabaran adalah implementasi dari keyakinan beragama dalam bentuk sikap yang kita tunjuk dalam kehidupan sehari-hari di masa-masa menjalani hidup di tengah pandemi COVID-19 ini dengan tetap tenang, mampu mengendalikan diri, bertahan, dan tidak mengeluh dalam menghadapi COVID-19.
2.Berprasangka baik kepada Allah SWT dan bersabar akan menimbulkan ketenangan jiwa, ketentraman, dan sikap optimis, sebab dengan berprasangka baik akan menumbuhkan kepercayaan dalam diri kita bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak dan izin Allah SWT. Allah SWT tahu yang terbaik untuk hambanya, Allah SWT tidak akan mendatangkan musibah, ujian, cobaan di luar batas kemampuan seorang hamba untuk menghadapinya. Dan apa yang terjadi saat ini adalah untuk menguji kesabaran dan keimanan kita serta semua yang terjadi pasti kita dapat mengambil ibrah di dalamnya.
3.Optimis
Optimis adalah sikap percaya diri. Dalam menghadapi wabah COVID-19 sikap optimis perlu kita bangun.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh para ahli medis, bagi para pasien yang terinfeksi COVID-19, salah satu faktor yang dapat memicu kesembuhan para pasien ini adalah dengan menumbuhkan sikap yang optimis dan tidak setres.
Selain itu sikap optimis juga bisa meningkatkan imun. Imun yang kuat juga menjadi salah satu sarana untuk mencegah infeksi COVID-19.
4. Melakukan Ikhtiar
Ikhtiar atau sebuah usaha secara fisik dan secara syar’i (non fisik) perlu kita lakukan. Hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk ikhtiar fisik dalam rangka menghadapi COVID-19 di antaranya ialah dengan cara melakukan 6 M, yaitu:
a.Rutin mencuci tangan mengguanakan sabun
b. Memakai masker
C. Menjaga jarak
d.Menghindari kerumunan
e. Mencegah mobilisasi
f.Mencegah makan bersama
Adapun hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk ikhtiar syar’i (non fisik) dalam rangka menghadapi COVID-19 di antaranya, yaitu:
Mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan Allah SWT
Mendekatkan diri pada Allah SWT
Memperbanyak dzikir dan berdoa
Memohon ampunan kepada Allah SWT
Tidak Membahayakan Orang Lain
Dalam kaitannya dengan COVID-19, selain harus menjaga dan tidak boleh membahayakan diri kita sendiri, kita juga wajib menjaga dan menghindarkan diri kita dari perilaku, sikap, perbuatan yang akibatnya bisa membahayakan orang lain. Di dalam Islam menjaga keselamatan manusia sangat dianjurkan. Islam mengajarkan bahwa menolak mafsadat didahulukan daripada Mengambil Manfaat.
Dalam hadits riwayat Abu Said al-Khudri radhiyallahuanhu Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.” (HR. Malik, Daruquthni, Hakim dan Baihaqi).
5. Tawakal Kepada Allah
Tawakkal artinya adalah berserah diri kepada Allah SWT. Apabila kita telah berhusnudzon, sabar, optimis, dan berikhtiar tidak lantas apa yang kita inginkan langsung terpenuhi saat itu juga. Jika Allah SWT memiliki kehendak lain, maka keinginan kita tidak akan bermakna apa-apa. Oleh karena itu, apabila kita sudah berhusnudzon, bersabar, optimis, dan berikhtiar kepada Allah SWT dalam menghadapi COVID-19 maka yang wajib kita lakukan selanjutnya adalah bertawakal.
Allah berfirman:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11).
Dengan demikian, sebagai makhluk yang lemah mari kita senantiasa berhusnudzon, bersabar, optimis, berikhtiar, bertawakal dalam menghadapi wabah COVID-19 ini. Semoga kita lulus dari ujian dalam menghadapi wabah COVID-19. (Winarsih_Anggota Kelompok Bima KKN MDR IPMAFA Pati 2021)
Source Of Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Wabah COVID-19 From all source