Tradisi Sedekah Bumi dan Manfaatnya
BUDAYA, LENSAPATI.COM
Penulis : Imam Muhlis Ali, S.Pd.I*
Di sebagian desa-desa wilayah kabupaten Pati saat ini
mengadakan kegiatan sedekah bumi. Dengan ragam acara yang berbeda-beda, di antaranya ada tanggapan wayang kulit, ketoprak, tampilan seni budaya tradisional, pawai kirab, pagelaran, pertunjukan hiburan dan tradisi lokal maupun atraksi menarik lainnya.
Itu semua telah menjadi suatu tradisi sedekah bumi secara turun -temurun dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat khususnya di.pulau jawa. Namun kita perlu mengetahui apa itu tradisi ?, apa itu sedekah bumi ?, mengapa harus diadakan sedekah bumi ?, apa makna filosofi sedekah bumi ?, sejak kapan tradisi sedekah bumi diberlakukan ?, apa manfaat tradisi sedekah bumi ?, dan upacara apa dalam tradisi sedekah bumi ?, serta bagaimana tradisi sedekah bumi di era modern ini ?. Nah pertanyaan-pertanyaan mendasar diatas insyaallah akan terjawab. Setidaknya sedikit ada penjelasan, meskipun tentunya bersifat sekilas. Mudah-mudahan bermanfaat khususnya untuk generasi selanjutnya.
Tradisi (Bahasa Latin : traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau Agama yang sama.
Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Upacara ini sebenarnya sangat populer di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa (wikipedia).
Jadi tradisi sedekah bumi adalah kebiasaan atau sesuatu yang telah dilakukan sejak lama (dan bahkan sudah menjadi.bagian dari.kehidupan masyarakat / budaya) dalam bentuk upacara adat masyarakat sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui hasil bumi.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famil mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Bagi masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan para nelayan, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .
Upacara Sedekah Bumi adalah satu diantara tradisi yang menjadi bukti nyata bahwa Negara Indonesia memiliki kebudayaan yang begitu beraneka ragam.
Tradisi Sedekah Bumi masih terus dilaksanakan, karena dengan terus berjalannya suatu tradisi maka budaya tersebut berpotensi untuk dikenal oleh masyarakat luas.
Keadaan yang semakin modern dan teknologi yang semakin canggih bisa menjadi ancaman bagi tiap-tiap kebudayaan di Indonesia. Mudahnya kebudayaan asing yang masuk dapat merusak keutuhan kebudayaan lokal. Oleh sebab itu, dengan
terjaganya suatu kebudayaan maka nilainilai luhur yang membungkus tradisi lokal
dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Puncak ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat. Ada yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan doa yang bernuansa Islami.
Ada tradisi “rebutan gunungan” dalam acara sedekah bumi
Saat saya menghadiri undangan dari beberapa wali murid di desa Soneyan kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati hari ini (11/07/2019), saya sempat melihat tradisi “rebutan gunungan”. Di desa Soneyan “gunungan” berisi hasil bumi seperti padi, palawija dan buah-buahan. Sesampainya di garis finish (sendang leluhur ), masyarakat setempat saling berebut gunungan, karena dipercaya mendapatkan barokah karena gunungan tersebut sudah di doakan oleh para Kiai.
Mayortias warga yang ikut berebut makanan percaya akan mendatangkan berkah tersendiri jika memakannya. Terlebih bersama keluarga. Berebut makanan yang tersusun di gunungan sangat meriah, pasalnya anak-anak hingga orang tua ikut berebut.
Tradisi sedekah bumi masih eksis karena banyak manfaat
Silih bergantinya waktu dan pemahaman manusia serta toleransi diantara warga masyarakat menjadikan sedekah bumi tetap eksis menjaga tradisi. Sedekah bumi yang merupakan wujud syukur kepada Tuhan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah :
1. Sebagai tempat silaturahmi dan berkumpul warga, tidak setiap waktu bahkan diri kita mampu untuk berinteraksi terhadap seluruh warga desa. Baik karena kesibukan ataupun karena keterbatasan waktu dan tempat. Melalui acara sedekah bumi ini menjadi ajang silaturahmi, berbagi cerita dan pengalaman serta dapat menambah harmonisasi tatanan kehidupan warga.
2. Berbagi Rejeki melalui Makanan, setiap warga tentu tidak sama baik tingkat ekonomi maupun gaya hidupnya. Disinilah terjadi peleburan karena tidak membedakan status dan tinggi rendahnya ekonomi seseorang. setiap warga membawa makanan dan dapat bertukar dengan makanan lainnya. Dan tidak ada makanan yang mubah atau sia-sia karena makanan-makanan itu di bagikan kepada warga.
3. Mengenal budaya dan Kecerdasan para Leluhur, tidak di pungkiri bahwa jangkauan kecerdasan leluhur nusantara sangatlah luar biasa. bukan hanya di zamannya saja tapi hingga sekarang banyak tradisi yang dapat diterapkan dan mempunyai nilai manfaat. Dalam memberikan pesan para leluhur tidak dalam wujud tulisan atau ucapan secara langsung, melainkan justru dalam simbol-simbol yang memiliki makna dan nilai-nilai kearifan lokal. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil melalui simbol tumpeng, gunungan, cabai, kedelai, sega kuning dan berbagai macam jenis hasil bumi yang mempunyai arti tersendiri.
4. Menghargai leluhur, inilah yang seringkali lupa. Dengan mengenal tradisi sedekah bumi maka kita secara tidak langsung berupaya untuk menghargai ide dan gagasan para leluhur. Nabi Muhammad adalah orang arab dan diapun juga menghargai leluhurnya bangsa arab, walaupun tentu pada saat itu belum beragama islam. Barangkali itu yang bisa diterapkan juga di nusantara kita ini. Leluhur kita adalah mereka yang telah melahirkan dan membesarkan kita dengan penuh pengorbanan. Tanpa leluhur tentu kita takkan pernah ada,hingga suatu kewajiban kita untuk tetap menghargai para luluhur. Bagi Muslim Indonesia, Kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukanlah orang islam yang hanya numpang di Indonesia. Dan saya kira Islam itu agama yang sangat Universal dan membawa rahmatan lil ngalamin, bukannya sebaliknya yang mengajar kemungkaran, kerusakan ataupun ketidak tenangan di bumi nusantara.
Sedekah bumi ada dan akan tetap di jaga dari generasi tua hingga muda. Keberadaanya mampu menjadi spirit warga untuk tetap bekerja dan berkarya. Melalui tanda syukur menjadikan manusia ingat atas keterbatan kemampuannya serta makin taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
*Mengajar di MI Darun Najah Ngemplak Kidul
Foto : Salah satu bagian acara sedekah bumi (tradisi ” berebut gunungan) di desa Soneyan Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah. /dokumen pribadi.
Berita Terbaru Tentang Tradisi Sedekah Bumi dan ManfaatnyaSebelumnya Sudah Tayang di LENSAPATI(*)com