Vaksinasi : Gerakan Memakzulan Sang Paduka

Posted on

Sudah hampir 2 tahun ini, sang paduka yang terlahir di satu daerah bernama Wuhan, telah memimpin dan mengatur bukan hanya di satu bagian belahan dunia, melainkan seluruh antero dunia yang berpenduduk manusia. Aspek kehidupan penduduk, baik yang penting atau hanya remeh-temeh, tak luput dari bagian yang diatur oleh sang paduka. Segala titah adalah aturan berupa kewajiban yang sangat berbahaya untuk dilanggar. Apalagi, ancaman atas ketidakpatuhan adalah kesakitan hingga kematian. Sungguh, sudah begitu banyak penduduk yang telah membayar konsekuensi atas ketidakpatuhannya, baik dengan lara hingga nyawa.

Paduka telah sangat membuat penduduk dunia was-was oleh berbagai ulah aneh memimpinnya. Aneh karena sebuah model kepemimpinan sang paduka, bukanlah model yang lazim dan wajar. Atas bentuk kepemimpinan dan segala kebijakan yang tak lazim dan wajar itu, akhirnya para penduduk menjalani kehidupannya dengan cara yang juga tak lazim. Begitulah kehidupan para penduduk yang terpotret akhir-akhir ini, yang mereka sendiri tidak menikmatinya.

Paduka bukanlah manusia seperti halnya penduduk dengan segala keunggulan yang diberikan tuhan. Paduka hanyalah satu jenis mikroorganisme yang amat sangat kecil, bahkan para penduduk tidak mampu melihatnya hanya dengan mata telanjang mereka. Meskipun setidaknya hampir 2 tahun paduka mampu memimpin seluruh bagian dunia berpenduduk manusia, ia tetap bukan manusia seperti yang dipimpinnya, yang memiliki akal dengan segala kedahsyatannya dalam berproduksi menciptakan karya-karya baru.

Hingga waktu dimana manusia menggunakan satu keunggulan dari tuhan berupa akal untuk melawan model kepemimpinan paduka, atau setidaknya, ketidakenakan serta ketidaknyamanan pendduduk akan bisa lebih berkurang. Penduduk mulai menyadari bahwa mereka sudah begitu sangat lama hidup dalam hegemoni social relationship, dimana interaksi untuk bekerjasama merupakan satu modal dalam membangun peradaban selama ini. Akhirnya, buah atas sikap kerjasama menciptakan banyak solusi untuk melawan. Paduka boleh saja mengancam penduduk yang melawan dengan apa yang seperti paduka sudah lakukan. Tetapi saat ini, penduduk sudah menciptakan senjata mutakhir yang diaanggap mampu melawan ancaman itu. Satu senjata itu, para penduduk menyebutnya Vaksin. Satu senjata itu kemudian dikembangkan dengan beberapa varian. Para penduduk sangat optimis untuk melawan dan dengan entengnya, mereka menganggap bahwa paduka akan kalah dan kepemimpinannya menjadi berakhir. Jika demikian, para penduduk bersepakat untuk beralih ke model kepemimpinan baru bernama Herd Immunity.

Baca Juga  Dapatkan Predikat Pratama Penghargaan Kota Layak Anak, Pati Siapkan 24 Indikator Untuk Peringkat Lebih Tinggi

Kabar soal senjata bernama vaksin, langsung terdengar dengan cepat ke seluruh pelosok dunia. Kehebohan terjadi di mana-mana. Tak peduli profesi atau status sosial apa yang melabeli, mereka semua membicarakannya. Tentu pembahasan yang paling hangat dan sering dibicarakan adalah soal varian yang dimiliki oleh senjata itu. Setiap masing-masing dari penduduk, mulai menempatkan diri untuk memilih varian mana yang bagi mereka efektif dan ampuh untuk dipakai melawan sang paduka. Dominasi atas beberapa varian yang dipakai sudah terlihat, namun tidak berarti varian lain tidak dipilih untuk dipakai sama sekali. Tetap saja ada beberapa penduduk yang memilih varian yang tidak begitu populer dipakai, tentu mereka memiliki argumentasi tersendiri dengan segala keyakinannya dengan pilihan itu.

Kini fenomena yang marak terjadi di seantero dunia dengan penduduk manusia adalah bahwa mereka sudah mulai berbondong-bondong untuk memakzulkan sang paduka dengan berbekal senjata mutakhir pilihan mereka. Para penduduk membangun pos-pos perjuangan sebagai tempat senjata-senjata mereka diuji coba. Rasa optimis akan kekalahan sang paduka tergambar jelas dalam ekspresi masing-masing penduduk. Banyak dari raut wajah mereka kini berseri-seri, raut wajah yang tidak terlihat sebelumnya, bahkan beberapa dari mereka ada yang petantang-petenteng sambil cincing lengan kemudian berlalu dengan kepala sedikit keatas. Sekarang, titah sang paduka sudah dianggap remeh dan pelanggaran sudah terjadi dimana-mana. Paduka sudah bukan siapa-siapa bagi para penduduk, bahkan oleh mereka yang mengenal dekat sang paduka. Akankah paduka menyerah karena ketar-ketir atas aksi penduduknya? Atau paduka akan melawan balik dengan cara baru? Ataukah paduka menganggap bahwa yang dilakukan oleh penduduk adalah termasuk tindakan makar ? Berjalannya waktu, dunia akan menyaksikan siapa pemenangnya, para penduduk yang berupa umat manusia atau sang paduka yang bukan manusia?

Baca Juga  Presiden Kunjungi Grobogan dan Blora, Gak Mampir Pati Pak?

__________________
Maftuch : Santri Pesantren, Mahasiswa Ipmafa

Source Of Vaksinasi : Gerakan Memakzulan Sang Paduka From all source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *