Startegi Ketahanan Ekonomi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

Munculnya wabah pandemi Corona Virus Desease atau COVID-19 menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Imbas adanya pandemi COVID-19 telah dirasakan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai sektor baik informal, formal, baik orang kaya maupun orang miskin. Sejak pertama kali kemunculannya di Indonesia tahun 2020 hingga tahun 2021, COVID-19 memberikan dampak yang sangat serius pada sektor ekonomi. Adanya wabah COVID-19 membuat banyak perusahaan tutup, para pedagang gulung tikar, UMKM mengalami penurunan pendapatan yang menyebabkan lebih dari 3 juta kepala keluarga kehilangan pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) akibat adanya pandemi COVID-19 membuat angka kemiskinan bertambah menjadi 9,7 juta jiwa. Meningkatnya angka kemiskinan pun telah megakibatkan meningkatnya angka perceraian secara drastis karena munculnya kesulitan ekonomi.

Kemunculan dampak ini dikarenakan adanya kebijakan Pemerintah dalam rangka untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan mengurangi kegiatan di luar rumah seperti Physical distancing, social distancing, PSBB, serta PPKM, sehingga akibatnya perputaran ekonomi juga berkurang. Yang perlu menjadi menjadi perhatian besar disini adalah pendapatan keluarga sebagai ujung tombak perekonomian dunia. Sejauh ini pemerintah memang telah memberi bantuan akan tetapi bantuan yang diberikan hanya bersifat sementara dengan waktu yang terbatas, misalnya bantuan yang hanya diberikan selama 3 bulan saja, sedangkan setelah itu, keluarga kembali harus dapat bertahan disaat pandemi seperti sekarang ini. Dengan keadaan yang demikian, tentu keluarga harus memulai usaha kembali untuk memperoleh pendapatan. Hanya saja, untuk memulai pekerjaan mereka kembali dan untuk memperbaiki ekonomi keluarga menjadi hal yang tidak mudah. Banyak kendala yang harus dihadapi, antara lain perlu modal usaha kembali, sulitnya mendapatkan kepercayaan mitra, sulitnya pemasaran di saat pandemi, dan lain-lain. Padahal, ekonomi keluarga berperan penting bagi perekonomian secara makro, sebab dari ekonomi keluargalah perputaran uang dapat berjalan dengan lancar. Seperti kita ketahui bahwa permintaan dan penawaran uang dan barang berawal dari ekonomi keluarga. Ternyata di saat terjadi pandemi ini yang sangat terdampak besar yaitu ekonomi keluarga, terutama untuk keluarga-keluarga menengah ke bawah yang dalam keseharian hanya mengandalkan keuanagan dan menggantungkan hidupnya pada pendapatan harian. Untuk itulah ketahanan ekonomi keluarga perlu menjadi perhatian yang serius.
Menurut Dhona Shahreza dan Lindiawatie dalam Jurnal of Applied Business and Economics tahun 2020 yang berjudul Ketahanan Ekonomi Keluarga Di Depok Pada Masa Pandemi COVID-19, ketahanan ekonomi keluarga dimaknai sebagai keadaan yang dinamis suatu keluarga berkaitan dengan kegigihan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman, dan hambatan serta gangguan baik dari internal maupun dari eksternal, secara langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan kelangsungan perekonomian keluarga. Sebagai unit terkecil dari sebuah negara, keluarga dengan ketahanan ekonomi yang kuat dapat menciptakan dasar ekonomi negara yang kuat pula.
Oleh karena itu perlu adanya strategi agar keluarga bisa bertahan menghadapi pandemi. Dilansir dari Kompas.com, Pakar Ekonomi Keluarga IPB Istiqlaliyah menggagas diperlukannya coping strategy yang mengharuskan keluarga agar berusaha atau berupaya untuk memecahkan berbagai masalah dengan mengubah perilaku, lingkungan, dan pengendalian emosi. Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah mengurangi jajan, mengurangi jenis lauk, termasukbisa mengurangi frekuensi makan.
Selain beberapa hal tersebut untuk menjaga ketahanan ekonom keluarga selama masa pandemi dapat dilakukan dengan menambah sumber pendapatan keluarga agar pendapatan keluarga meningkat, salah satu caranya ialah memulai bisnis keluarga dengan memanfaatkan sarana digital menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Ketika pandemi ini berlangsung usaha yang dapat dilakukan untuk menambah pendapatan dengan beberapa usaha rumahan yang berbasis digital untuk pemasarannya dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang benar saat mengantar pesanan sampai ke pelanggan antara lain:
Pertama, usaha kuliner berupa lauk pauk dengan sistem delivery atau siap antar dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk pemasarannya. Kedua, usaha rempah tradisional, jamu atau herbal yang fresh dengan sistem siap anatar. Hal ini juga dengan pertimbangan mengingat kondisi yang terjadi saat ini, di mana sedang digencar-gencarkannya kepada masyarakat agar masyarakat senantiasa menjaga kedehatan melalui beberapa upaya dengan sisten siap antar juga. Ketiga, usaha penjualan bahan baku makanan dengan dengan memanfaatkan sistem siap antar. Keempat, usaha pembuatan master kain yang unik atau Alat Pelindung Diri (APD). Kelima, usaha pulsa, listrik, telepon dan internet.
Yang tidak kalah penting di sini tentu harus adanya peran pemerintah bukan hanya bersifat bantuan saja namun bisa berupa kegiatan penyuluhan tentang perbaikan ekonomi keluarga yang terdampak karena adanya pandemi COVID-19 agar ekonomi keluarga tetap terus dapat bertahan di masa pandemi COVID-19 ini.

Penulis : Munfa’ati/Anggota KKN MDR IPMAFA Kelompok Bima

Source Of Startegi Ketahanan Ekonomi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 From all source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *