Menjadi Agen Perubahan Perilaku Di Tengah Pandemi Covid-19

2 min read

Menjadi Agen Perubahan Perilaku Di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh:

Mohammad Zainul Wafa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Banyak yang belum sadar bahwa kita sedang perang menghadapi gejolak pandemi virus covid-19 atau sering dikenal dengan virus corona. Kita tidak mengatahui kapan perang ini akan berakhir, virus akan terus ada namun hanya kita mampu untuk tangguh atau tidak melawannya, mampu beradaptasi dan membentengi diri atau tidak supaya dapat selamat dari penularan virus ini.

Kita sebagai manusia mempunyai kekebalan tubuh yang terbatas, yang dapat membuat kita rentan akan penyakit menular terutama virus. Apalagi yang sedang dihadapi sekarang adalah varian baru virus covid-19, yakni covid-19 varian Delta yang menurut para nakes varian ini lebih ganas dan gampang menular. Virus ini benar dan nyata adanya, tidak ada konspirasi dan rekayasa, karena semua orang berpotensi tertular tidak memandang pejabat, artis, maupun rakyat biasa. Virus ini menjadi musuh dunia yang akibatnya buruk bahkan mampu menghantarkan kepada kematian.

Strategi utama yang harus dilakukan, kita bersinergi bersama untuk memutus rantai penularan dengan kemampuan, keahlian masing-masing dari kita. Masyarakat sipil sebagai garda terdepan dengan perubahan perilaku sebagai ujung tombak, sedangkan tenaga kesehatan menjadi benteng terakhir untuk pengendaliannya.

Istilah “Perubahan Perilaku” dicanangkan oleh SATGAS Penanganan Covid-19 (STPC19) dengan membuat satuan khusus Bidang Perubahan Perilaku sebagai salah satu strategi pencegahan Covid-19. Kenapa redaksi “perilaku” ini dipilih, karena perilaku merupakan aksi dan tindakan yang diawali dari diri sendiri, kemudian output-nya dapat ditiru dan dirasakan oleh orang sekitar.

Dengan menjadi agen perubahan perilaku, kita ikut berkontribusi melawan virus minimal untuk orang di sekitar kita yang dimulai dari diri sendiri dengan cara memperkuat Iman,Imun, dan Aman. Perkuat Iman yakni beribadah dan berdoa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha Esa  sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Perkuat Imun, artinya beristirahat yang cukup, rajin olahraga, tidak panik, mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, dan tetap bergembira. Kemudain yang terakhir Aman, yaitu mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang sering disebut dengan istilah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun.

Dalam sosialisasi perubahan perilaku sering disebutkan jargon 3K“Kenali dirimu, Kenali musuhmu, Kenali medan perangmu; seribu kali kau berperang, seribu kali kau menang”. Apa maksud dari jargon tersebut? Mari kita bahas satu-persatu:

Tahukah kita bahwa kelompok yang rentan tertular dan banyak menyebarkan virus Covid-19 adalah orang lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun keatas, dan orang-orang yang memiliki risiko tinggi seperti orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid yaitu hipertensi, diabetes, jantung, asma dan gagal ginjal, orang yang memiliki imunitas tubuh rendah, dan orang yang mengalami obesitas berlebih kisaran diatas 27 kg/m². Apalagi varian delta yang diyakini mampu menyerang usia remaja hingga dewasa antara umur 20-40 tahun. 

Virus corona adalah virus SARS-CoV-2 yang menyerang sistem pernafasan melalui cipratan air liur (droplet) yang berasal dari mulut atau hidung seseorang akibat bersin,batuk, atau disaat berbicara, dan droplet tersebut besar kemungkinan jatuh menempel pada benda sekitar kita kemudian ketika memegangnya tangan kita berpotensi menularkan virus, bisa dari berjabat tangan, memegang mulut, hidung, bahkan mata.

Virus ini menyerang siapa saja tidak terkecuali kaula muda, memang mereka tidak merasakan gejalanya (asimtomatik) karena memiliki imunitas yang lebih kuat, tetapi dapat membahayakan orang disekitarnya yang dapat menyebabkan gejala ringan, berat hingga kematian (silent killer).

Kita harus mampu mengenali dan mewasdai tempat-tempat yang berisiko tinggi  menyebarkan virus Covid-19 terutama lokasi yang mempunyai potensi terjadinya kerumunan dan masa banyak seperti pasar, mall, gedung perkantoran, dan sekolah. Kita juga harus selalu update wilayah yang sedang atau akan kita singgahi termasuk kedalam zona merah, zona kuning, atau zona hijau.

Mari kita bersama menjadi agen perubahan perilaku untuk menjaga orang tercinta kita dengan tetap berdoa, saling mengulurkan tangan, bekerjasama, berjuang melawan virus Covid-19 agar pandemi ini cepat selesai dan Indonesia bisa menang dan masyarakatnya sejahtera. 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *